Pengalaman Mencari Surat Sehat Jasmani, Bebas Narkoba, dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah Jogja (RSUD Wirosaban)




Berhubung pendaftaran LPDP gelombang kedua akan segera dibuka lagi, maka tidak ada salahnya mulai mencari surat kesehatan yang disyaratkan oleh pihak LPDP. Adapun dalam handbook LPDP, disyaratkan ada minimal 2 surat: Surat Sehat Jasmani dan Surat Bebas Narkoba (untuk pendaftar Dalam Negeri) dan 3 surat: Surat Sehat Jasmani, Surat Bebas Narkoba, dan Surat Bebas TBC (untuk pendaftar Luar Negeri). Ketiga surat tersebut dapat diperoleh di Rumah Sakit Umum Daerah Jogja (atau lebih dikenal dengan nama RSUD Wirosaban) dengan biaya kurang lebih Rp300.000,00. 




Bagaimana dan apa saja syarat untuk memperoleh ketiga surat tersebut?

Yang pertama kali tentu datang saja ke RSUD Wirosaban sepagi mungkin untuk mengambil nomor antrian. Berdasarkan pengalaman, hari Rabu datang pukul 07.20 pagi dan nomor antrian telah sampai ke nomor 69, padahal antrian pendaftaran belum dibuka. Alhasil harus menunggu kurang lebih 1.5 jam sampai pada akhirnya dipanggil pukul 09.00 untuk mendaftar. Bagi yang belum pernah menjadi pasien di RSUD ini, maka diminta untuk mengisi formulir daftar pasien yang telah disediakan pihak rumah sakit.
Begitu pendaftaran selesai (pendaftaran hanya berupa penginputan data diri yang telah ditulis di formulir kedalam komputer rumah sakit), maka diperolehlah nomor antrian untuk medical check-up. 



Medical check-up yang pertama adalah menuju ruangan medical check-up yang lokasinya di sebelah selatan pengambilan nomor antrian. Ada seorang perawat yang langsung melayani. “Mau medical check-up apa saja?” lalu sebutkan kalau mau mendapat surat sehat jasmani, surat bebas narkoba, dan surat bebas TBC. “Suratnya dipakai untuk keperluan apa?” jawab dengan keperluan mendaftar beasiswa LPDP (saking seringnya orang-orang datang untuk mencari surat tersebut untuk mendaftar beasiswa menyebabkan perawat sudah paham seluk-beluk pendaftaran beasiswa. Hehe.) Lalu perawat menyodorkan beberapa formulir yang berisi data diri untuk kita isi lagi sembari perawat memasukkan data kedalam komputer. Tidak sampai 5 menit, perawat lalu membuatkan nota untuk kita bayar di loket pembayaran yang ada di depan loket pendaftaran. 

Setelah mendapatkan nota tersebut, maka langsung kita bayarkan di bank BPD yang ada di depan loket pendaftaran. Jumlah total yang harus dibayarkan untuk 3 surat tersebut adalah Rp301.500,00 (sudah termasuk biaya administrasi). 



Setelah pembayaran selesai, maka kita akan diberi nota oleh pihak bank. Barulah kita berkeliling rumah sakit untuk mengecek kesehatan kita.
Poli pertama yang ditunjuk adalah poli jiwa. Poli ini berfungsi untuk mengetes kesehatan jasmani dan ada-tidaknya narkoba. Ada perawat yang akan langsung memberikan ke kita selembar pertanyaan seputar narkoba (kira-kira ada 75 pertanyaan) yang harus kita jawab menggunakan bolpoin. Begitu selesai menjawab, perawat akan menarik kembali kertas tersebut dan meminta kita ke laboratorium untuk tes urin. Laboratorium ada di rumah sakit sayap utara. 

Sampai di laboratorium, kita mendaftarkan diri untuk mengantri tes urin. Ada perawat yang akan memberikan kita sebuah tube kecil untuk wadah urin (urin digunakan untuk tes narkoba) dan 2 botol untuk tempat dahak (dahak digunakan untuk tes TBC). Urin harus diberikan langsung pada hari itu namun untuk dahak diberikan keesokan harinya.
Nah, kalau urin sangat gampang mengeluarkannya. Tapi kalau si dahak, ya ampun sampai buka YouTube diri ini untuk mengetahui tata-cara mengeluarkan dahak. Masalahnya adalah dahak hanya dapat keluar saat batuk saja, sedang diri ini sedang sehat. Masak iya harus menyakiti diri sendiri untuk bisa tes TBC? :'( Akhirnya karena tidak bisa mengeluarkan dahak, maka pagi harinya aku ke rumah sakit lagi dan curhat ke perawat di bagian laboratorium. “Kalau mbaknya tidak bisa dahak, tunggu sampai 2 hari lagi lalu besok langsung saja ke dokter di ruang medical check-up. Bilang ke dokter kalau tes TBC untuk syarat beasiswa jadi bukan karena sakit betulan.” Akhirnya dapat jawaban seperti itu dari perawat. Okelah 2 hari lagi tak balik langsung ke dokter aja buat bilang ke dokternya kalau diri ini tidak sakit batuk sama sekali :( Yuk balik lagi ke bagian abis tes urin. 



Begitu selesai menyerahkan urin di laboratorium, tidak perlu ditunggu hasil tes urinnya karena akan memakan waktu. Lebih baik kembali saja esok harinya karena memang itu yang dianjurkan perawat. Sehingga selesai tes urin, saya langsung menuju ke bagian radiologi untuk rontgen paru-paru. Di bagian ini kita antri lagi untuk foto rontgen. Pasien akan dipanggil satu-satu lalu di tes paru-parunya. Rontgennya hanya sebentar sekali, 3 menit. Begitu selesai rontgen, kita tunggu hasilnya di ruang tunggu. Tidak sampai 20 menit foto rontgen sudah selesai dan bisa kita bawa pulang. Yeayyy. 

Nah, hari pertama untuk cari surat-surat sehat sudah selesai. Hanya diperlukan waktu 2 jam saja untuk tes tersebut. Jam 11 semua sudah selesai. Hlo kok cepet? Temen saya aja datang subuh malah jam 3 sore selesainya. Iya, cepet selesai karena engga antri. Yang lama itu antrinya, bukan tesnya. Maka pilih hari-hari yang selo untuk cek kesehatan, kalau bisa jauh-jauh hari sebelum hari-H. 

Keesokan paginya saya kembali lagi ke rumah sakit untuk mengambil hasil urin. Jam 8.00 pagi dan masih sepi. Hasil urin telah selesai diproses dengan hasil negative. Begitu mengambil tes urin, kita diarahkan ke poli Jiwa lagi untuk surat sehat jasmani. Nah, sayangnya dokter yang jaga belum datang jadi saya diminta datang lagi jam 12.00 siang L Yaudah deh… Jam 12.20 saya sampai dan langsung ke Poli Jiwa. Antrian sudah lumayan banyak. Namun karena hanya ditanya-tanya saja sama dokternya (semacam, “Mau daftar beasiswa, mbak? Kemana? Kapan?” etc. sekadar basa-basi saja) jadi cepat selesai. Setelah menjawab berbagai pertanyaan dokter, keluarlah surat Sehat Jasmani dari dokter. Engga sampai 20 menit udah kelar lagi. Hue he he. Terima kasih, dok!

Nah, sekarang tinggal surat bebas TBC saja. Dahak oh dahak… kenapa kamu tidak bisa keluar? L Oke tunggu sehari lagi dan besok aku langsung menghadap ke dokternya saja sambil membawa rontgen paru-paru. Semoga dikau mengerti, dok :(

Seninnya, aku ke RSUD lagi langsung menuju ke bagian medical check-up. Dengan tampang memelas curhatlah saya ke perawatnya. Namun perawatnya hanya bilang, “Maaf mba kami tidak bisa mengeluarkan surat bebas TBC kalau tidak ada hasil lab. Mba-nya coba minum air hangat lalu batuk-batukkan uhuk uhuk uhuk lagi. Engga usah sampai berdahak-dahak. Cukup air liur yang dari paru-paru.” (dalam ati yee sama saja itu dahak mbaaa :’((( ).

Akhirlah pulanglah diri ini dengan gontai. Malamnya aku coba untuk minum air hangat dan batuk-batukkan. Yang keluar Cuma air liur saja :( Paginya minum air hangat lagi, daaannn khusus pagi ini si dahak pun keluar :D. Langsunglah aku ke RSUD lagi, ke lab untuk menyerahkan dahakku yang berharga (walau yg beneran dahak cuma 1 toples saja sedang toples yang satunya berisi air liur dari paru-paru).

Finally perjuangan untuk mendapatkan surat sehat pun terbayarkan pada esok harinya. Siang hari kudatangi lab untuk mengambil hasil lab TBC. Ternyata hasilnya keluar dengan lancar. Hehe. Setelah mendapatkan surat hasil lab, antrilah diri ini ke medical check-up. Aku tunggu sang dokter dengan sabar. Dokter pun memeriksa dengan cermat, ditanyain juga riwayat sakit keluarga. Setelah itu TARAAAA dokter pun memberikan surat bebas TBC. I love you, Dok :*

Itulah perjuanganku mencari surat sehat jasmani, surat bebas narkoba, dan surat bebas TBC. Overall, semua lancar dan cepat. Perawat dan dokter di RSUD Jogja ini juga ramah-ramah. Mungkin karena tidak banyak antrian jadi tidak ada kendala yang berarti. Once again, thank you :*

 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Kalau ada riwayat TBC gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo terima kasih atas pertanyaannya. Saya rasa tidak ada masalah apabila telah sembuh dari TBC. Namun utk lebih pastinya silakan kontak rumah sakit atau puskesmas terdekat.

      Hapus

Posting Komentar