Contoh Essay



Hutan Kota Bukan Hanya Mimpi

Kota tempat kelahiranku, Yogyakarta adalah kota yang indah. Sayangnya tempat umum terbuka yang hijau masih kurang. Udara panas saat matahari bersinar tepat di atas kepala membuat lunglai. Tidak hanya itu saja butiran debu berterbangan masuk ke hidung. Pusing rasanya apalagi saat ini musim kemarau belum mau pergi. Membayangkan adanya hutan kota seperti taman bersih di pusat Kota Washington DC yang ada di artikel salah satu koran terbitan nasional membuat hati iri dan membayangkan seandainya kota Yogyakarta tercinta ini juga memilikinya.
Bayangan akan terngiang masa lalu,
saat kota tercinta masih asri dan rindang membuat setiap saat ingin semua orang sadar betapa pentingnya hutan kota bagi setiap warga penghuninya. Lihatlah di setiap negara maju seperti Amerika Serikat. Di sana hutan kota dipertahankan bahkan dibuat di setiap sudut kota lengkap dengan taman dan kolamnya.
Seperti yang kita tahu, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hutan alami yang berada di setiap kabupaten. Hutan yang paling besar berada di Kabupaten Gunungkidul. Hutan di daerah tersebut masih alami. Dari kejauhan masih terlihat jelas betapa hijaunya pegunungan Gunungkidul. Namun hanya beberapa kilometer ke sebelah baratnya, saat kita memasuki daerah pusat ibukota provinsi, yaitu Kota Yogyakarta hanya beberapa bagian saja yang nampak hijau. Sebut saja daerah Kotabaru yang masih bertahan dengan pepohonan besar tuanya serta kawasan Kebun Raya Binatang Gembira Loka yang asri. Selebihnya daerah yang lain gersang. Ditambah kendaraan bermotor berseliweran sepanjang hari membuat hawa semakin panas.
Permasalahan yang sedang dihadapi kota ini adalah kurangnya lahan hijau terbuka untuk umum. Warga menjadi tidak dapat menikmati udara segar di tengah hiruk-pikuk kota. Bukan salah pemerintah Kota Yogyakata sepenuhnya karena yang menjadi penghuni kota bukan hanya jajaran pemerintah daerahnya saja. Aktivitas warga yang terkadang tidak menghiraukan warga lainnya menambah parah lingkungan kota. Membuang sampah sembarangan, menggunakan kendaraan bermotor dalam perjalanan jarak dekat, dan menjadikan seluruh lahan rumahnya dengan bangunan tanpa menyisakan sedikit pun untuk lahan hijau adalah bagian terkecil dalam membuat Yogyakarta menjadi semakin panas.
Pemerintah Kota Yogyakarta dengan segala upaya dalam menjaga citra kota hijaunya patut diapresiasi. Dalam rangka menjaga kebersihan dan kehijauan, segala hal dilakukan. Seperti lima tahun terakhir ini Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan protokol. Tidak ketinggalan program Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe (segosegawe) diterapkan.
Namun, itu tidak berarti semua permasalahan selesai. Masih ada lagi setumpuk permasalahan yang menunggu di depan mata. Kita sebagai pelajar harus membantu pemerintah untuk mewujudkan Kota Yogyakarta menjadi hijau, asri, dan bersih. Tidak perlu menunggu waktu untuk menanti seseorang yang mampu memprovokasi kita. Karena kitalah sang provokator untuk diri sendiri. Kita sebagai pelajar tidak hanya belajar saja. Tapi kita harus mampu bertindak sebagai bagian dari upaya menghidupkan semua teori yang telah dipelajari di bangku sekolah. Bertindak mulai dari hal kecil dan terus dilanjutkan secara berkesinambungan dapat dimulai dari keluarga. Tanami setiap sudut bagian terbuka rumah dengan beragam tanaman hijau adalah contoh yang sederhana dan mudah untuk menjadikan Kota Yogyakarta hijau.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota hijau adalah pembuatan hutan kota. Hutan kota adalah kawasan di pusat kota yang rimbun penuh pepohonan namun bersih seperti taman. Setiap warga diberi akses keluar-masuk secara penuh untuk mengoptimalkan fungsi hutan kota. Hutan kota dibuat di daerah yang strategis di tengah kota yang masih lapang. Seperti di daerah Timoho yang masih terdapat lahan luas. Hutan kota bukan hanya berupa taman yang memusat di tengah kota, namun lebih dari itu. Penanaman pepohonan di sepanjang jalan raya kota mampu menjadikan kota tampak seperti hutan dilihat dari udara.
Kota Yogyakarta sebagai kota berbudaya tidak akan dikecewakan dengan hadirnya hutan kota. Manfaat dari hutan kota, selain sebagai paru-paru kota, adalah tempat bagi warganya untuk berkumpul menikmati suasana kota yang asri. Akan sangat menyenangkan kita dapat berkumpul dan berbaur dengan semua warga kota tanpa adanya perbedaan.
Perwujudan hutan kota tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama dari semua pihak. Hutan kota juga tidak akan lestari tanpa perawatan serta cinta kasih dari seluruh warga kota. Membuat hutan kota sebagai paru-paru kota adalah hal yang mungkin, bukan hanya mimpi kaum minoritas yang menginginkan kotanya sehat. Jadi, upaya nyata berupa tindakan dan kerjasama adalah kuncinya.

Komentar