Bukan Dunia yang Kejam Padamu, Tapi Manusia yang Lakukannya
Oh, kau tahu apa yang kulihat? Ini terjadi di depan mataku. Dan hati
kecilku seakan menjerit. Bgaimana kalau dia itu aku? Apa yang harus aku
lakukan? Aku tak tahu kenapa aku disini, aku tak tahu apa salahku, aku tak tahu
kenapa aku dilahirkan hidup, kenapa aku tak dilahirkan mati saja? Oh, dimanakah
saudara kembarku? Apakah kita terpisah?
Saat itu hari Rabu di bulan Desember. Cuaca sore menghangat setelah
berjam-jam tersiram hujan. Aku dan sahabatku, kita sedang jalan-jalan. Dalam
perjalanan, aku melihat di depan anak-anak umur antara 10-13 tahun sedang
ribut. Aku tak tahu apa yang mereka ributkan, sampai aku melihat di bawah
kendaraan bermotor mereka ada 2 pasang kucing umur 3 bulan. Oh, dear what
happen?
I see something sad. Aku langsung suruh sahabatku berhenti. Aku
berlari menuju mereka. Oh, Tuhan syukurlah mereka selamat. Bukan anak-anaknya
yang kumaksud, tapi kedua kucing lucu itu. Untung mereka tidak tergilas motor,
mereka selamat namun dalam keadaan shock dan bingung. Aku langsung ambil mereka
berdua untuk aku piggirkan. Anak-anak yang tadi ketakutan melihat kedua kucing
itu, berbalik senang dan mengambil motor mereka dan kemudian pergi.
Tak ada yang membantuku saat itu, aku sendiri. Bahkan sahabatku pun
menyuruhku untuk cepat pergi. Padahal kedua kucing kecil itu butuh seseorang
untuk merawat. Hey, tidakkah kalian rasakan apa yang mereka rasakan? Kedua
kucing itu terpisah kemudian
karena salah satu dari mereka berlari ke arah
utara. Ingin aku membawa mereka pulang, tapi itu tak mungkin.
Sejak dulu, banyak orang yang membuang kucing kecil dengan harapan
kucing itu bisa tumbuh besar dengan sendirinya. Kebanyakan dari mereka
membuangnya karena virus berbahaya yang katanya ada padanya. Mungkin kedua
kucing kecil itu salah satu korbannya. Aku lihat tidak ada induk kucing di
dekat situ. Kemungkinan besar induknya kabur. Ya Tuhan, sampai kapan ini
terjadi?
Yang tidak aku suka adalah
saat orang tidak peduli. Bahkan seakan orang-orang menganggap mereka pengganggu
dan pantas mati. Oh, tidakkah kau lihat matanya yang murni? Tidak lihatkah
tawanya saat mereka bahagia? Tidakkah kau rasakan bahwa dia bisa menjadi teman
di saat kau sendiri? Aku menangis karenanya.
Apakah mungkin manusia sekejam itu? Sekarang, bagaimana nasib kedua
kucing kecil itu? Akankah mereka tumbuh? Semoga saja… God bless you, dear. Hope
you will life longer.
Komentar
Posting Komentar