Kali ini ada sinopsis film kartun masa kecil. Yaps! Studio Gibli dengan animenya My Neighbor Totoro. Film zaman kecil yang tidak lekang oleh waktu. Bercerita mengenai petualangan 2 gadis cilik kakak-beradik dengan 3 tetangga imajinasi mereka yang bernama Totoro.
Males menonton? Atau mau tahu dulu ceritanya sebelum nonton? Yuk kita baca sinopsisnya!
Males menonton? Atau mau tahu dulu ceritanya sebelum nonton? Yuk kita baca sinopsisnya!
Mumpung masih liburan
tahun baru, aku sempatkan untuk menulis sinopsis anime yang sudah tayang sejak
aku belum lahir berjudul My Neighbor Totoro.
Cerita diawali dengan
sebuah keluarga bernama Kasukabe yang baru saja pindah ke sebuah desa di
Jepang. Keluarga itu memiliki 2 orang anak perempuan bernama Satsuki dan Mei
yang sangat amat aktif dan ceria. Mereka pindah ke sebuah rumah besar reyot
dipinggir sawah. Disamping rumah mereka terdapat pohon yang amat sangat besar
dan tinggi.
Rumah itu seperti
lama tidak dihuni. Saat masuk pertama kali, Satsuki menemukan biji ek didalam
rumah, terjatuh dari atas, padahal tidak ada tupai atau tikus yang menjatuhkannya.
Ayah menyuruh Satsuki
dan Mei membuka pintu dapur. Saat dibuka, mereka berdua melihat ada banyak
sekali hewan-hewan kecil yang langsung menghilang begitu mereka buka
(sepertinya bukan hewan sih tapi semacam peri penunggu rumah). Mereka terkejut
tapi tetap masuk saja. Haha.
Mereka lalu mengadu
pada ayah namun setelah dicek tidak ditemukan apa-apa. Ayah mereka lalu
menjelaskan kalau yang mereka lihat mungkin hanya deburan debu – yang biasa
terjadi ketika kita baru saja dari luar yang terik lalu langsung masuk kedalam
tempat yang gelap. Ayah lalu menyuruh mereka untuk ke lantai atas membuka semua
jendela yang ada.
Satsuki dan Mei
berkeliling mencari tangga dan menemukan sebuah tangga dibalik pintu tertutup.
Mereka berdua naik
sampai loteng. Dengan sengaja mereka meneriakkan, “Keluarlah kau deburan debu,”
dengan lantang. Deburan debu keluar namun menghilang lagi. Wkwkw dasar mereka
anak-anak iseng!
Satsuki mengadu lagi
pada ayahnya, “Ada sesuatu di loteng sini, Yah!” namun ayahnya menjawab dengan
berkelakar, “Aku sudah dari lama ingin tinggal di rumah berhantu,” Hihi…
Satsuki langsung turun ke lantai bawah, namun Mei yang penasaran dengan deburan
debu tetap tinggal di loteng. Dia tanpa takut mendekati sebuah lubang di
dinding yang dia lihat tadi sebagai tempat keluarnya deburan debu.
Mei menjulurkan
tangannya ke lubang itu dan kemudian banyak sekali deburan debu yang keluar.
Salah satu deburan debu tertinggal teman-temannya dan jatuh mengenai Mei. Mei
berusaha menangkapnya dan langsung lari turun untuk dipamerkan ke Satsuki.
Namun saat tiba
dibawah, Mei sangat terkejut melihat seorang nenek yang agak menyeramkan.
Ayahnya mengenalkannya sebagai nenek yang menjaga rumah itu.
Mei membuka tangannya
namun yang ada hanyalah tangannya yang hitam legam kotor terkena debu. Tidak
ada deburan debu sama sekali.
Si nenek yang melihat
kaki dan tangan mereka yang kotor menjelaskan kalau yang mereka lihat adalah
peri penunggu rumah kosong. Mereka sama sekali tidak menakutkan dan akan segera
pergi begitu penghuni rumah baru datang. Kemungkinan mereka saat ini sedang
mencari tempat baru untuk ditinggali karena keluarga Kasukabe telah tiba.
Satsuki dan Mei lalu
melupakan deburan debu dan kembali melanjutkan keliling dan membersihkan rumah
baru mereka.
Tidak lama Kanta, cucu
nenek penjaga rumah, datang membawakan sesuatu untuk neneknya. Namun Kanta agak
nakal dan berkata ke Satsuki kalau rumah baru mereka berhantu. Satsuki membenci
itu.
Malam harinya,
deburan debu semua keluar rumah dan menuju ke pohon besar samping rumah.
Paginya, mereka
sekeluarga pergi menjenguk ibu Satsuki dan Mei yang dirawat di rumah sakit.
Satsuki masuk sekolah
esok harinya. Mei yang belum bersekolah ditinggal bersama ayahnya menjaga
rumah. Saat bermain-main, Mei menemukan biji ek dan mengumpulkannya. Tiba-tiba
tidak disangka dia bertemu dengan peri berbentuk kelinci.
Mei mengikutinya
sampai masuk kebawah rumah. Dia menunggu.
Tidak berapa lama ada
2 peri keluar rumah dengan membawa sekantong biji ek. Mei dengan asyik mengejar
mereka.
Mei mengejar mereka
hingga tiba dipohon besar. Tidak sengaja Mei terpeleset dan jatuh kedalam
lubang dipohon itu (mirip adegan Alice in Wonderland yang terjatuh masuk ke
lubang kelinci).
Didalam lubang itu
Mei bertemu dengan Totoro yang sedang tertidur pulas.
Mei sangat senang
bermain-main dengan Totoro yang masih pulas.
Mei pun ikut tertidur
bersama Totoro.
Sore harinya Satsuki
pulang kerumah. Mendapati Mei tidak ada, diapun mencari Mei hingga menemukan
topi Mei yang tertinggal di semak-semak. Mengikuti intuisinya, Satsuki memasuki
semak itu.
Sampailah Satsuki
pada Mei yang masih tertidur pulas. Namun Mei tidak tidur dibawah lubang pohon,
dia tidur di lapangan terbuka dirimbunan semak-semak.
Mei bercerita kalau
dia bertemu dengan Totoro. Satsuki dan ayahnya tidak percaya. Mei pun membawa
mereka menyusuri sesemakan untuk menemukan pohon besar. Namun anehnya jalan
yang mereka tempuh pasti berujung pada kebun sekitar rumah mereka. Tidak ada
pohon besar seperti yang diceritakan Mei.
Untuk menghibur Mei,
ayah mengajak Mei dan Satsuki ke kuil untuk berdoa bagi Totoro. Kuil terletak
dibawah pohon besar disamping rumah. Mei lari ke bawah pohon untuk mengintip
Totoro yang sedang tidur. Pohon itu amat mirip dengan rumah singgah Totoro sebelumnya.
Namun sayang dibawah pohon tidak ada apa-apa.
Keesokannya, Mei
dititipkan ke nenek penjaga rumah. Namun Mei tidak mau dan meminta ikut sekolah
bersama Satsuki. Karena kasihan, Mei pun akhirnya diizinkan masuk kedalam
kelas.
Pulang sekolah pun tiba.
Saat dalam perjalanan pulang, hujan deras mengguyur. Satsuki dan Mei terpaksa berlindung
dibawah sebuah kuil.
Saat sedang menunggu,
Kanta pun lewat. Dia dengan enggan menawarkan payungnya ke Mei dan Satsuki. Tanpa
disetujui oleh Satsuki, Kanta langsung meninggalkan payungnya didepan mereka
dan berlari hujan-hujan kerumah. Wkwkw baik hati juga itu anak.
Karena masih hujan,
Satsuki dan Mei berinisiatif untuk menjemput ayahnya di halte bis. Sebelumnya,
tidak lupa mereka mengembalikan payung Kanta. Sampai di halte bis, ternyata bis
yang tiba bukan bis ayahnya. Mereka pun harus menunggu lagi.
Malam tiba dan Mei
sangat kelelahan. Ayah yang mereka tunggu belum tiba tiba juga.
Mei pun digendong
Satsuki agar dia bisa tidur. Saat sedang menunggu, tiba-tiba ada sesosok
makhluk berbulu besar mendekati Satsuki. Ternyata itu TOTORO! Totoro hanya
berdiri diam disampingnya. Satsuki terkejut.
Melihat Totoro yang
kehujanan, Satsuki pun meminjamkan payung satunya ke Totoro. Totoro manut-manut
saja memakainya. Hihi.
Tidak berapa lama,
ada bus lewat. Namun ternyata bukan bus biasa. Bus itu berbentuk seekor kucing!
Betapa terkejutnya Satsuki dan Mei.
Bus kucing itu
ternyata menjemput Totoro. Sebelum Totoro masuk kedalamnya, dia memberikan
sebuah bungkusan kecil kepada Mei.
Bus kucingpun pergi,
menyisakan Satsuki dan Mei yang hanya melongo. Bahkan payung yang sedianya
digunakan ayah mereka tidak dikembalikan oleh Totoro. Wkwkwk dasar Totoro
nakal!
Bus yang ditunggu pun
datang. Ayah mereka turun dari bus.
Satsuki dan Mei lalu
cerita ke ayah mereka kalau mereka akhirnya bertemu Totoro. Totoro yang gendut
dan bermata besar, kata mereka.
Satsuki langsung
menulis surat pada ibunya, menceritakan Totoro dan bingkisan yang diberikannya.
Isi bingkisan itu adalah biji-biji ek. Satsuki dan Mei pun menanamnya, kemudian
menunggunya sampai bertunas. Tapi tidak juga bertunas. Hihi.
Disuatu malam,
Satsuki terbangun dan melihat Totoro beserta 2 temannya sedang mengitari sawah
yang mereka tanami dengan biji ek. Satsuki pun membangunkan Mei dan mereka
berlari keluar menyusul Totoro. Mereka ikut-ikutan mengitari sawah ek. Setelah
didoakan seperti itu, perlahan-lahan muncul tunas-tunas di sawah mereka. Betapa
gembiranya mereka!
Tak dianya,
tunas-tunas langsung tumbuh menjadi pohon raksasa!
Begitu pohon menjadi
raksasa, Totoro bermain gasing. Dia memanjat gasing yang sedang berputar-putar
dan melayang. Satsuki dan Mei langsung melompat ikut berkeliling terbang
menggunakan gasing. Betapa bahagianya mereka.
Pagi harinya, Satsuki
dan Mei terbangun di kasurnya. Mereka menengok keluar dan tidak ada pohon yang
tumbuh besar tadi malam. Namun sawah kecil mereka telah bertunas. Mereka sangat
gembira. Nampaknya saat-saat bermain mereka dengan Totoro hanyalah mimpi saja.
Satsuki dan Mei lalu
memanen sayuran bersama nenek. Tiba-tiba Kanta datang membawa telegram yang
isinya ialah pihak rumah sakit meminta keluarga Kasukabe harus menelpon rumah
sakit tempat ibu Satsuki dirawat. Dengan khawatir Satsuki berlari mencari
telepon yang ada di rumah Kanta. Mei kecil juga ikut namun ketinggalan.
Satsuki berhasil
menelpon ayahnya dan ayahnya berjanji langsung menelpon rumah sakit. Sementara
Mei kehilangan jejak Satsuki dan Kanta yang telah berlari kencang menuju rumah.
Mei tersesat.
Mei lalu bertemu
dengan seekor kambing di tengah jalan. Kambing itu sepertinya ingin memakan
jagung yang dibawa Mei. Namun Mei enggan memberikan jagungnya karena jagung itu
dipetik khusus untuk ibu Mei. Mei lalu berlari balik ke tempat dia datang. Dari
kejauhan dia melihat Satsuki dan Kanta.
Satsuki memberitahu
Mei bahwa ibu mereka sedang tidak baik dan tidak bisa pulang minggu ini. Mei
tidak terima. Mei menangis sejadi-jadinya.
Sorenya nenek datang
menengok mereka. Satsuki dan Mei tidak saling berbicara. Mereka sebal satu sama
lain. Nenek menghibur Satsuki kalau ibunya hanya sakit flu saja dan akan
membaik minggu depan. Namun Satsuki pesimis karena saat ibunya dulu pertama
kali dibawa kerumah sakit, alasannya juga sama yaitu flu. Satsuki merasa dia
dibohongi – ibunya tidak sedang baik-baik saja. Dia pun menangis.
Melihat Satsuki
menangis, Mei langsung keluar rumah dan berlari menelusuri jalanan.
Tidak berapa lama,
Satsuki dan nenek mencari Mei yang tidak ada didalam rumah. Satsuki mencari-cari
Mei di sawah-sawah. Dia terus menanyai orang-orang yang lewat. Namun tidak ada
tanda-tanda Mei. Bahkan para warga sampai ikut membantu mencari. Mereka hanya
menemukan ada sebuah sandal mengapung didekat kolam. Namun untungnya itu bukan
sandal Mei.
Satsuki yang terengah-engah
melihat pohon besar dekat rumah. Dia merasa ada sesuatu disana. Diapun berlari
menuju pohon tersebut. Satsuki teringat Totoro. Dia ingin meminta bantuan
Totoro untuk menemukan Mei.
Tidak disangka,
terowongan tumbuhan yang dulu buntu sekarang membuatnya sampai ke sarang
Totoro. Satsuki terjatuh ke sarang Totoro dan mendarat di perut empuknya.
Totoro lalu membawa
Satsuki terbang keatas pohon. Dari atas pohon Totoro memanggil kucing busnya.
Si kucing langsung datang dan membawa Satsuki pergi.
Tidak berapa lama
setelah melewati persawahan dan hutan, sampailah si kucing pada Mei yang
menunggu dekat patung-patung. Sepertinya Mei tersesat.
Mei begitu senang
Satsuki datang menjemputnya menaiki bus kucing. Si kucing tahu Mei hanya ingin
mengantarkan jagung yang barusan dipetiknya ke ibu. Akhirnya si kucing
mengantarkan mereka ke rumah sakit menemui ibu.
Dari kejauhan, Mei
dan Satsuki melihat ibu mereka yang ternyata baik-baik saja. Ayah juga ada
disana. Mei dan Satsuki lega sekali.
Saat sedang asyik
ngobrol, ayah menemukan sebiji jagung dijendela kamar. Ayah dan ibu
bertanya-tanya, siapa gerangan yang meletakkan jagung disana.
Mei dan Satsuki
pulang kerumah dengan perasaan bahagia.
Tidak lupa mereka
berjumpa dengan nenek dan Kanta yang sangat mengkhawatirkan mereka berdua.
Dipuncak pohon Totoro
dan teman-temannya kembali menikmati malam.
TAMAT
Terimakasih
BalasHapus