source: imdb
Selayang Pandang
Knives Out adalah film bertabur bintang dengan mengumpulkan para pemain Hollywood kelas A untuk bermain dalam teka-teki misteri kematian seorang penulis terkenal. Kematian Harlan awalnya dianggap hanya bunuh diri saja. Namun ketika seluruh warisan kekayaannya jatuh ke tangan perawat pribadinya, keluarga besar Harlan tidak terima. Mereka mencurigai bahwa Harlan sengaja dibunuh karena hartanya. Seorang detektif swasta tiba-tiba datang menginvestigasi, tanpa tahu siapa yang menyewanya, dan menemukan fakta bahwa setiap anggota keluarga Harlan memiliki motif untuk membunuhnya. Akankah pembunuh yang sebenarnya terungkap? Dan apa pula motif si pembunuh?
Film berdurasi 2 jam lebih ini penuh dengan plot twist yang tidak akan membosankan para penontonnya. Penonton akan diajak berpikir mencari si pembunuh yang sebenarnya. Namun misteri pembunuhan ini tidaklah gelap dan sadis, justru menurut saya masuk ke genre komedi. Detektif Blanc (Daniel Craig) juga tidak ditampilkan sebagai orang-serba-tahu seperti dalam cerita Sherlock Holmes, justru para penonton akan diajak menjadi si teman detektif yang menemukan clue satu demi satu. Sehingga ketika si pembunuh asli ketahuan, kita para penonton tidak akan terkejut karena telah mengetahuinya dari scene-scene sebelumnya. Penasaran dengan film ini? Silakan baca sinopsis lengkapnya di bawah. Happy reading!
SPOILER ALERT
Sinopsis
Disebuah rumah besar nan klasik di pedesaan, tinggallah seorang penulis terkenal bernama Harlan Thrombey (Christopher Plummer). Harlan adalah penulis yang keras kepala, yang tinggal dengan anak dan menantunya. Dia juga amat sangat kaya raya. Namun pada suatu pagi setelah perayaan ulang tahunnya, dia ditemukan tewas dengan sayatan di leher! Adalah pembantunya yang menemukan dia tergeletak mati di kamarnya.
Tidak lama, datanglah para polisi untuk menyelidiki kematian si penulis. Seluruh keluarganya diwawancarai, termasuk juga perawat pribadinya, Martha (Ana de Armas) seorang imigran dari Amerika Latin. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, para polisi didampingi oleh seorang detektif swasta bernama Benoit Blanc (Daniel Craig), yang mendeskripsikan dirinya sebagai detektif yang disewa keluarga Harlan secara anonim. Si detektif hanya menerima surat kaleng berisi uang yang memerintahkannya untuk ikut menyelidiki siapa pembunuh Harlan.
Wawancara pertama adalah anak perempuan Harlan, seorang pebisnis real estate bernama Linda Drysdale (Jamie Lee Curtis). Linda menceritakan malam perayaan ulang tahun ayahnya yang meriah dengan dihadiri oleh seluruh keluarga besar. Mulai dari anak-anaknya, cucu-cucunya, ibunya, dan juga menantunya. Dia juga memberitahu polisi bahwa dia membangun bisnisnya tanpa campur tangan kekayaan ayahnya. Dia juga mengatakan bahwa dia memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan ayahnya, yaitu dengan mengikuti permainan ayahnya yang nyentrik. Perlu diingat bahwa Harlan adalah penulis novel misteri, sehingga kehidupannya pun juga penuh misteri.
Wawancara kedua adalah Richard Dysdale (Don Johnson), menantu Harlan yang juga suami Linda Drysdale. Richard menceritakan apabila Harlan memulai karirnya dari 0 hingga sampai menjadi penulis best-selling. Hal itu sama seperti yang juga dilakukan anak-anak Harlan, yang berkarir juga dari 0 hingga sukses.
Wawancara ketiga adalah Walt Thrombey (Michael Shannon) anak bungsu Harlan yang juga seorang CEO di perusahaan penerbitan yang menerbitkan novel-novel Harlan. Walt menceritakan dia mulai datang ke pesta pada pukul 8 malam dengan istri dan anak remajanya Jacob (Jaeden Martell) yang menggandrungi segala tetek-bengek yang berhubungan dengan politik.
Wawancara ketiga adalah janda Joni Thrombley (Toni Collete), menantu Harlan yang menikah dengan anaknya bernama Neil yang kini sudah meninggal. Mereka memiliki seorang anak perempuan bernama Meg (Katherine Langford) yang juga turut hadir dalam pesta ulang tahun kakeknya. Joni mendeskripsikan keluarga Harlan seperti keluarganya sendiri. Dia juga mengatakan betapa dekat dan suportif keluarga tersebut.
Wawancara selanjutnya ialah Meg Thrombley (Katherine Langford) cucu Harlan. Meg menceritakan kalau kakeknya selalu memberikan uang saku tahunan untuknya membayar sekolah. Meg pada malam itu pergi dari pesta awal karena ada janji temu dengan temannya di luar. Dari wawancara dengan keluarga Harlan, dapat diketahui bahwa tidak ada dari mereka yang menganggap aneh kematian sang kakek. Semua nampak menunjukkan keeratan sebagai keluarga dan mengindikasikan bahwa kakeknya adalah orang yang disayangi. Well, padahal bukan :D
Mulai dari sini detektif Blanc mulai mengambil alih mewawancarai. Meski agak tidak diterima oleh Linda dan Walt, Blanc mulai mengulik setiap permasalahan yang melibatkan Harlan dan anggota keluarganya. Masalah pertama datang dari anak bungsunya, Walt, yang sedikit cekcok dengan ayahnya di pesta itu. Walt mengungkapkan dia kesal pada ayahnya yang menolak tawaran perusahaan perfilman besar yang ingin mengadaptasi novelnya. Harlan adalah orang tua yang menolak semua tawaran pembuatan film untuk karya-karyanya.
Permasalahan kedua adalah mengenai Ransom Dysdale (Chris Evans), anak Linda dan Richard yang terlalu dimanja. Ransom dalam keluarga Harlan seperti anak buangan, yang tidak pernah bekerja dan hanya menghambur-hamburkan kekayaan orang tuanya. Harlan tidak terlalu menyukainya meski Ransom adalah cucunya. Malam itu, Ransom secara pribadi berbicara dengan Harlan di dalam kantornya, sesuatu yang jarang terjadi karena biasanya Harlan langsung to-the-point dan bicara blak-blakan didepan umum apabila perlu. Setelah percekcokan yang lumayan sengit didalam kantor Harlan, Ransom langsung pergi dari pesta itu. Seluruh anggota keluarga yang lain hanya bisa bertanya-tanya tanpa mengerti apa yang mereka cekcokan.
Permasalahan yang ketiga ada pada menantu Harlan yang juga ayah Ranson, Richard, yang ketahuan oleh petugas katering cekcok dengan Harlan di kantornya di sore hari sebelum pesta dimulai. Namun dengan tegas Richard menolak tuduhan itu. Scenelalu menunjukkan bahwa Harlan dan Richard memang cekcok karena Harlan mengetahui perselingkuhan yang dilakukannya. Richard menolak perintah Harlan untuk berkata jujur pada putrinya. Harlan pun mengancam akan memberitahu Linda perselingkuhan tersebut dengan menggunakan surat yang telah dipersiapkannya. Richard merasa terancam. Namun kepada detektif, Richard mengatakan kalau percekcokan tersebut karena masalah Harlan yang ingin memasukkan ibunya yang telah tua renta ke dalam panti jompo, yang tentunya akan diprotes oleh Linda. Untuk itulah Harlan dan Richard cekcok.
Permasalahan keempat (hhhuufft sudah penuh dengan permasalahan) datang dari menantu Harlan, Joni, yang datang sore hari juga untuk membicarakan masalah biaya sekolah Meg. Permasalahan sebenarnya, Joni menanyakan pada Harlan mengapa biaya sekolah Meg belum ditransfer juga, namun Harlan dengan santainya mengatakan kalau biaya sekolah Meg sudah ditransfer secara langsung ke sekolahnya. Harlan lalu membuka borok Joni yang mencuri darinya uang sekolah Meg. Jadi sebenarnya uang sekolah Meg sudah ditransfer langsung ke sekolahnya, namun Joni tetap meminta Harlan untuk mentransferkan uang sekolah Meg ke rekeningnya. Sehingga terjadi double transfer yang baru diketahui Harlan sore itu. Harlan benar-benar tersinggung menantunya bisa mencuri darinya selama 4 tahun belakangan. Dengan pura-pura tak mengerti, Joni keukeuh kalau pasti terjadi masalah yang tidak diketahuinya. Harlan pun mengeluarkan cek dan mengatakan kalau ini adalah bantuan uang terakhir darinya. Seterusnya Harlan tidak akan memberikan Joni dan Meg uang lagi. Namun kepada detektif, Joni hanya menceritakan mengenai masalah transfer dengan sekolah Meg tanpa menyentil sedikitpun mengenai double transfer.
Wawancara pun terjeda sebentar untuk beristirahat. Scene beralih ke kantor Harlan. Richard dengan mengendap-endap memasukinya dan mecari-cari surat yang ditulis Harlan untuk Linda. Namun tak disangka, surat ancaman itu ternyata kosong. Harlan telah menipunya. Dengan mengumpat namun lega, Richard melemparkan bola kasti keluar kantor Harlan.
Saksi selanjutnya ialah perawat pribadi Harlan, Martha. Martha ini memiliki kebiasaan unik, yaitu dia akan muntah apabila mengatakan hal bohong. Martha mulai bercerita bahwa setelah pesta ultahnya, Harlan tidak langsung tidur namun bermain catur dengannya. Lalu Martha memberinya obat rutin sebelum dia pulang.
Namun Martha tidak menceritakan keseluruhan kejadian. Sebenarnya obat yang disuntikkan Martha tertukar! Jadi secara tidak sengaja Martha menyuntikkan 100mg obat yang seharusnya hanya 3mg saja. Alhasil Martha panik dan berusaha mencari obat yang dapat menghambat penyebaran obat tadi. Namun Martha pun jujur kepada Harlan kalau kesempatannya untuk selamat tidak banyak. Namun Harlan tidak marah sama sekali. Justru dia dengan tenang akan menjadikan kesalahan tukar obat itu sebagai bahan cerita untuk novel barunya.
Martha semakin panik karena tidak menemukan obat yang dicarinya. Dia pun lari ke pintu untuk memanggil ambulans. Namun dicegah oleh Harlan. Harlan mengatakan pada Martha bahwa Martha tidak boleh bersalah. Haran sadar betul dia tidak memiliki harapan hidup dan dia sangat menyanyangi Martha. Martha diminta untuk membuat rekayasa agar Harlan ditemukan seperti bunuh diri.
Disela-sela itu, Joni muncul untuk mengecek apakah Harlan baik-baik saja karena dia mendengar bunyi gedebuk di kamarnya (bunyi yang diakibatkan karena Martha dijegal Harlan yang mencegahnya keluar kamar).
Martha mau tidak mau mengikuti saran Harlan. Dia pulang dengan tenang. Namun tidak langsung pulang karena Martha kembali ke rumah Harlan dan masuk kamarnya dengan memanjat dinding.
Setibanya di kamar Harlan dia memakai piyama dan topi Harlan lalu berjalan ke lantai bawah untuk dilihat oleh Watson dari luar. Dengan begitu Martha tidak akan dicurigai telah membunuh Harlan karena Harlan masih ‘hidup’ 20 menit setelah Martha pulang.
Namun sialnya saat Martha keluar rumah dengan memanjat dinding lagi, ketahuanlah dia oleh ibu Harlan yang sudah tua. Namun karena sudah sangat tua, ibu Harlan tidak terkejut atau apa malah berkata, “Ransom, kau sudah kembali lagi?”, lalu Martha langsung lari kembali ke mobilnya.
Sedang Harlan yang sekarat pun mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri.
Jadi begitulah cerita sebenarnya kematian Harlan. Kalau begitu Martha dongyang tidak sengaja membunuhnya? Well, tidak semudah itu Fergusso… hehe.
Scene lalu berpindah ke malam investigasi. Seluruh keluarga yang berkumpul karena kematian Harlan bercakap-cakap seperti biasa. Martha juga ikut. Diketahui juga kalau keluarga Martha adalah imigran gelap yang masuk ke Amerika. Namun nampaknya keluarga besar Harlan tidak terlalu mempermasalahkan latar belakang Martha tersebut.
Di beranda, detektif Blanc meminta Martha untuk menemaninya selama investigasi. Martha terkejut dan menolaknya. Namun Blanc menyakinkan Martha bahwa dia akan sangat terbantu apabila Martha ikut menginvestigasi. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Martha pun mau.
Investigasi pertama yaitu ke kamera CCTV. Martha yang tahu bahwa mobilnya akan kelihatan di CCTV pun menyabotase rekaman CCTV. Alhasil rekamannya blur. Martha juga tidak lupa menukar kaset rekaman malam dia pulang dengan rekaman yang lain.
Investigasi kedua yaitu gerbang samping rumah Harlan. Martha teringat melewatinya saat kembali mengendap-endap ke rumah Harlan. Dia melihat becekan jalan dan sadar kalau jejak kakinya mungkin ada disana. Maka dengan sengaja Martha pun menjejakkan kakinya agar jejak-jejak kaki terdahulu tersamar dengan jejak kakinya sekarang. Detektif Blanc pun lumayan kesal dengan tidakan Martha yang dapat menghancurkan barang bukti.
Hari itu juga ada pembacaan surat wasiat Harlan. Keluarga semua berkumpul ke ruang keluarga, termasuk juga si Ransom yang tanpa diundang ikut datang berkumpul.
Didalam terjadilah meeting keluarga. Watson sudah mengetahui perihal Ransom yang tidak akan mendapat warisan sepeserpun dari Harlan. Richard dan Linda terkejut mendengarnya dan mengonfirmasi langsung ke Ransom. Ransom pun membenarkan hal tersebut. Semua anggota keluarga tidak terkejut dengan hal itu. Yah.. mungkin sudah tahu kalau sifat Harlan memang seperti itu. Wkwkw.
Disaat keluarga itu cekcok, Blanc dan rekan-rekannya tetap menyelidiki seisi rumah Harlan. Blanc pun menemukan adanya jendela rahasia yang menjadi jalan masuk Martha. Dengan kaca pembesarnya, Blanc mulai menyelidiki bekas-bekas langkah kaki yang mungkin tersisa di karpet.
Pukul 10 diadakanlah pembacaan wasiat Harlan. Anak-anaknya sudah menunggu dengan tidak sabar. Kepada siapakah Harlan akan mewariskan rumah dan hartanya yang berlimpah? Nah tanpa diduga Harlan mewariskan harta beserta rumahnya ke Martha!
Keluarga pun tidak terima dan memaki-maki pengacara, Martha, dan para polisi. Sedang Ransom hanya tersenyum kecil, seperti sudah tahu cerita ini.
Martha yang ketakutan pun langsung pergi ke mobilnya. Semua keluarga Harlan mengikuti sambal berteriak-teriak. Sudah pasti Martha ketakutan akan dibunuh keluarga yang gila harta itu. Wkwk.
Tak disangka, Ransom datang menyelamatkan Martha dengan mengizinkannya masuk ke mobilnya. Mereka pun berkendara pergi. Detektif hanya melihat mereka pergi sambil berpikir keras.
Ransom mengajak Martha sarapan. Tanpa diduga Ransom mengetahui kebenaran bahwa Martha menyuntikkan dosis obat yang salah ke Harlan. Ransom pun berjanji akan tutup mulut namun dengan imbalan membagi harta Harlan padanya. Martha semakin ketakutan.
Malam harinya terjadi rapat keluarga. Keluarga masih tidak terima kalau Martha akan emndapatkan seluruh harta Harlan. Pengacara keluarga bilang wasiat bisa dibatalkan asalkan ada bukti bahwa Harlan bukan bunuh diri namun dibunuh. Sekeluarga yang awalnya keukeuh bahwa Harlan murni bunuh diri pun memandang detektif Blanc seraya memohon bantuannya agar kasus kematian Harlan terungkap. Ha! What a family!
Keesokannya, Watson mendatangi kontrakan Martha. Dia ingin Martha menyerahkan harta Harlan kalau tidak borok keluarga Martha sebagai imigran gelap akan terungkap ke publik. Namun Martha bergeming tidak mau melakukannya.
Di kotak surat Martha menemukan surat kaleng berisi hasil pemeriksaan darah Harlan. Namun surat itu tidak utuh, hanya fotokopian di bagian atasnya saja. Martha pun terkejut setengah mati. Ada yang mengancamnya!
Martha langsung berkosultasi dengan Ransom mengenai surat itu. Ransom menakut-nakuti Martha bahwa dia akan ketahuan menyuntikkan morfin ke Harlan. Mereka berdua pun lalu menuju ke laboratorium tempat sampel darah Harlan disimpan.
Namun sayang laboratorium tersebut telah hangus terbakar. Disana pun juga ada Blanc dan para polisi.
Martha dan Ransom juga terkejut mendapati laboratoriumnya hancur. Ransom mengingatkan Martha apakah ada kontak lain dengan si pengirim surat. Martha membuka emailnya dan ternyata ada yang mengirimkan alamat padanya. Alamat dimana Martha bisa bertemu dengan si pengancamnya.
Blanc tidak sengaja melihat Martha dan Ransom. dia memanggil Martha namun Martha terlanjur ketakutan dengan email yang dia terima. Akhirnya dengan tergesa-gesa diapun memacu mobilnya pergi. Blanc langsung mengejar mereka dan terjadilah kejar-kejaran.
Kejar-kejaran berakhir dengan jalan buntu. Ransom langsung diringkus polisi dengan tuduhan memanjat rumah Harlan. Martha bingung, hla bukannya aku yang memanjat rumahnya? Blanc bilang kalau nenek buyut Ransom yang memberitahunya kalau Ransom sempat pulang ke rumah Harlan di malam tewasnya Harlan.
Blanc lalu ikut mobil Martha. Martha menggunakan kesempatan belum terungkapnya dirinya untuk menemui si pengancam. Tanpa curiga Blanc pun mengiyakan saja saat Martha bilang mau mampir ke toko sebentar.
Martha lalu memasuki gudang di alamat yang dituju. Disana dia menemukan tas kerjanya. Juga ada pembantu di rumah Harlan yang juga teman Martha bernama Fren. Pembantu itu telah separaat karena disuntik morfin. Martha berusaha menolongnya dengan memanggil 911.
Martha merasa bersalah karena temannya sekarat. Berhubung sudah banyak korban berjatuhan, maka Martha dengan jujur akan mengakui semua perbuatannya. Blanc memintanya tenang dan membawanya pulang ke rumah Harlan. Ransom telah menceritakan pada polisi semua detailnya. Martha juga sudah tidak peduli dengan hidupnya. Dia hanya ingin semuanya berakhir.
Martha kembali ke rumah Harlan dengan sudah ditunggu seluruh anggota keluarga. Martha lalu ingat percakapannya dengan si pembantu mengenai lokasi copyan lengkap surat kesehatan Harlan. Dia menemukannya dilaci dekat pintu utama. Dia serahkan barang bukti itu ke Blanc.
Dihadapan semua anggota keluarga Harlan, Martha mulai permintaan maafnya dan alasan yang mendasarinya untuk menghindari keluarga tersebut setelah kematian Harlan. Dibelakang Martha, Blanc membaca dengan seksama salinan surat kematian Harlan. Belumlah 5 kalimat selesai diucapkan Martha, Blanc langsung menyela pertemuan tersebut. Dia memarahi keluarga besar Harlan yang memperlakukan Martha sewenang-wenang. Bingunglah Martha dan para audiens. Dengan tegas Blanc menyatakan kalau Martha tidak akan menyerahkan harta warisan Harlan dan memutuskan kalau kematian Harlan adalah bunuh diri yang tidak disengaja. Hah?
Ransom dibawa masuk ke ruang penjelasan dan Blanc mulai menjelaskan urutan kejadian pada hari kematian Harlan.
Pada malam perayaan ulang tahunnya, Harlan dan Ransom cekcok mengenai harta warisan Harlan yang akan jatuh semua ke tangan Martha. Ransom tidak terima dan mengancam Harlan, namun Harlan tetap bersikukuh untuk mewariskan hartanya pada Martha. Alhasil Ransom langsung pergi dari pesta tersebut. Namun sebenarnya dia tidak pergi; justru Ransom kembali ke rumah mengendap-endap dan masuk ke kamar Harlan melalui tembok yang nantinya akan dilalui Martha. Di kamar Harlan, Ransom menukar obat yang biasa disuntikkan Martha dengan morfin. Dengan cara tersebut Martha akan menyutikkan obat yang salah ke nadi Harlan.
Martha terkejut mendengarnya. Berarti pada malam tersebut dia tidak salah menyuntikkan obat ke Harlan, karena obatnya telah ditukar Ransom. Hal itu diamini oleh Blanc, sehingga Blanc menyebut kematian Harlan bunuh diri yang tidak perlu.
Kesaksian nenek buyut Ransom juga memperkuat bukti bahwa Ransom kembali ke rumah Harlan pada malam itu. Dikarenakan si nenek memergoki Ransom yang baru turun dari memanjat dinding, maka tidak heran si nenek buyut berkata, “Kau sudah kembali lagi, Ransom?” ketika si nenek melihat Martha turun juga dari atas di waktu selanjutnya.
Diketahui juga bahwa Ransom lah yang meminta Blanc untuk menyelidiki kematian Harlan, dengan harapan ditemukannya Martha sebagai pembunuh Harlan. Martha pokoknya harus disalahkan dalam kasus ini agar warisannya batal.
Di saat pemakaman Harlan, Ransom tidak ikut dan malah memasuki kamar Harlan yang masih dipasangi garis polisi. Tujuannya ialah mengambil tas kerja Martha namun sayang Fren (yang diaggap Martha mengancamnya dengan surat kaleng) melihat Ransom melakukannya. Fren tidak menyukai Ransom sedari awal dan ingin memberikan pelajaran padanya.
Si pembantu lalu mengancam Ransom dengan surat kematian Harlan yang menyatakan bahwa kematian Harlan murni bunuh diri karena karakteristik darahnya normal. Ransom radar bahwa Martha sebenarnya tidak bersalah dan bahwa usahanya untuk menjebak Martha gagal. Namun tidak hilang akal, Ransom yang sadar akan hal itu lalu meneruskan surat kematian Harlan, yang telah dia robek bagian yang menunjukkan data draag normal Harlan, kepada Martha agar Martha semakin merasa bersalah telah menyuntikkan obat yang salah.
Ransom pula yang bertanggung jawab membakar laboratorium yang menyimpan sampel darah Harlan. Dia tidak ingin orang-orang mengetahui bahwa Harlan meninggal bunuh diri. Dia juga yang mendesak Martha untuk mengakui kalau Martha telah salah menyuntikkan obat. Martha yang lugu dan mengira dirinya bersalah pun menurut. Untung ada Blanc yang membantu meluruskan kebenaran.
Fren juga disuntik morfin oleh Ransom, agar nantinya saat Martha menemuinya Martha akan dianggap telah membunuh Fren.
Tidak disangka Martha ditelpon oleh pihak rumah sakit perihal Fren (si pembantu yang disuntik morfin). Diberitahukan bahwa Fren masih hidup dan artinya Fren bisa menjadi saksi bahwa Ransomlah pelaku yang mencoba membunuhnya.
Ransom yang sudah tidak berkutik lagi pun mengakui bahwa dia lah yang merencanakan semua itu. Namun dengan percaya diri dia mengatakan kalau dia tidak akan dipenjara karena Fren yang dicoba bunuhnya tidak jadi mati. Dia akan menyewa pengacara terbaik dan akan sagera bebas apabila dijebloskan ke penjara. Ha ha ha.
Namun tidak disangka tiba-tiba Martha memuntahi Ransom. Masih ingatkan kalau Martha muntah berarti dia telah berkata bohong. Dan memang benar bahwa sebenarnya Fren telah mati dan Ransom telah membunuhnya! Dan sebelumnya Ransom tanpa sengaja telah mengakui perbuatannya!
Ransom yang kelabakan pun tidak mempunyai pilihan lain dan langsung mengambil salah satu pisau pajangan milik Harlan dan berusaha menusuk Martha. Namun lucunya, ternyata itu pisau mainan! Wkwk ga jadi nusuk dong ya.
Martha benar-benar terselamatkan dengan adanya pisau pajangan itu.
Ransom lalu digelandang ke kantor polisi.
Disisi lain, secara tidak sengaja Linda menemukan surat ayahnya yang berisi pemberitahuan bahwa suaminya telah selingkuh. Ternyata Harlan menuliskan surat dengan tinta rahasia yang hanya bisa kelihatan tintanya kalau dipanaskan. Murkalah si Linda pada sang suami!
Cerita diakhiri dengan semua keuarga besar Harlan menatap Martha dari halaman, sedang Martha menatap mereka dari balkon lantai atas sambal minum dari gelas Harlan bertuliskan, My house, my rules, my coffee.
TAMAT
Komentar
Posting Komentar