Bobo bekas beli di Pasar Kotagede
Majalah bekas adalah suatu harta karun berharga bagi mereka pecinta buku yang tidak berpunya. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif dan jauh dibawah majalah baru. Tahun 2000an adalah masa-masa emas para toko buku kelontongan berjualan majalah bekas yang tidak laku setahun belakangan. Aku masih ingat sekali kakakku yang menginjak SMA selalu membawaku bersamanya mengelilingi toko buku kecil di daerah Gambiran - yang kini masih eksis meski kiosnya jauh lebih kecil dari 10 tahun lalu - mencari majalah kekinian anak muda semacam KaWanku dan Bintang yang memuat cover F4 versi original atau bintang-bintang Mandarin yang hits dengan drama Putri Giok dan Putri Huan Zu. Dengan harga yang tanya sepuluh ribu atau bahkan kurang, kami bisa membawa pulang majalah-majalah masih bersegel yang dijual 25ribuan keatas saat itu (majalah zaman dulu mahal memang, semacam sekarang majalah NatGeo atau Vogue yang juga masih mahal).
Perbandingan gambar Bobo edisi lama (atas) dengan baru (bawah)
Karena aku masih SD dan baru bisa membaca, aku tidak paham sama sekali dengan majalah-majalah yang kakakku beli. Aku tidak suka dengan kertas bergambar kecil yang sebagian besar sisanya diisi tulisan kecil-kecil. Aku hanya menilai, “Oh, ganteng ini orang yang jadi covernya,” atau “Wah ini kan cuplikan adegan Kabut Cinta yang tayang di TPI!” maupun “Ya ampun Fernando ganteng ya!” (merujuk pada Fernando bintang film telenovela yang sedang hits). Untuk itu aku pastikan apabila aku punya uang maka yang aku beli ialah majalah Bobo atau Donal Bebek yang isinya relevan dengan umurku serta diksinya mudah dicerna. Sayangnya, Bobo dihargai 6ribu dan Donal Bebek lebih mahal lagi, 12ribu kalau tidak salah. Kalau dibandingkan dengan uang sakuku yang hanya 2k sehari, tentu majalah tersebut 3x uang sakuku. Artinya aku tidak jajan selama 3 hari hanya untuk membeli majalah yang terbit setiap Kamis tersebut. Belum lagi kalau Bobo sedang mengadakan event spesial semacam edisi khusus ulang tahun, wah harganya bisa lebih mahal lagi. Bobo yang paling mahal aku beli ialah berharga 12k (?) karena berhadiah jam tangan dan goodie bag. Apabila aku tidak mampu menyisihkan 1k setiap harinya, aku tidak akan dapat menikmati Bobo yang biasa aku beli di pojokan Pasar Kotagede. Namun ibu berbaik hati membelikanku Bobo bekas di pasar, yang wow isinya aku amat sangat menyukainya.
Salah satu hadiah poster jumbo Bobo
Pasar Kotagede memiliki hidden gem bagi pecinta barang loakan. Lokasinya ada di pelosok selatan-barat dimana pedagang tempe dan sayur juga mendagangkan majalah bekas. Ibu biasanya meninggalkanku disitu selama beliau berbelanja, dan aku boleh memilih 2-5 majalah yang dapat aku bawa pulang. Murah harganya. Seingatku 2k-5k sudah dapat membawa hingga 5 majalah bekas. Majalah tersebut adalah Bobo terbitan tahun 80-90an (dan aku beli diawal tahun 2000an yang menurut hitungan kasarku berusia 10-20 tahun ketika aku beli). Kondisinya ada yang layak maupun tidak, namun pedagang pasar berbaik hati mempersilakanku memilih sendiri (siapa juga yang mau jahat kepada anak umur 7 tahun saat itu?).
Awalnya aku hanya sebatas penasaran dengan majalah tua ini, namun ketika aku sudah sedewasa ini membeli majalah tua adalah tindakan yang WOW sekali. Menelusuri perkembangan majalah dari jaman dulu hingga sekarang di era digital dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan mengamati penggambaran karakter di tiap edisi. Tokoh-tokoh yang terlibat juga berbeda, apabila dahulu hanya Bobo dengan adik-adiknya, kini ada karakter bayi adik Bobo paling kecil bernama Cimut. Lalu apabila dulu ada cerita bergambar (cergam) mengenai Juwita dan Si Sirik, maka sekarang ada Nirmala dan Oki. Yang tidak berubah adalah informasi-informasi yang disajikan. Aku mengenal Loch Ness pertama kali ya dari majalah Bobo bekas terbitan 80an. Lalu mengenal cergam Paman Janggut juga dari sana. Selain itu, ada cergam yang aku rindukan untuk tayang kembali, yaitu Maria dan September. Jujur sulit sekali menemukan cerita lengkap cergam ini. Kalau cergam lainnya seperti Sepatu Kuning Mungil, Putri Palsu, dan Buku Harian Penari Balet telah aku baca tuntas di website Nova dan Bobo sewaktu SMA (sayangnya website tersebut telah down karena aku cari lagi sudah tidak ada). Cerita-cerita yang disajikan epik dan penuh imajinasi, membuatku ingin ke masa lalu dan memborong majalah-majalah Bobo edisi dahulu hanya untuk tahu kelanjutan ceritanya. Apabila kalian tertarik, banyak juga merchant di Shopee atau Tokopedia yang menyediakan majalah bekas ini. Namun sayang harganya sudah mahal lagi. Aku tengok harga satu bendel Maria dan September all story 200k. Gila kan? Mau aku cari lewat google kok aku tidak tahu pengarangnya. Kata kakakku, itu cerita diambil dari series Belanda karena Bobo kan aslinya dari Belanda. Namun aku cari-cari hanya ketemu cerita Paman Janggut. Huhu jadilah aku masih pinisirin dengan ceritanya (please kalau ada yang tau bisa komen dibawah).
Salah satu sisipan cergam Bobo favorit
Dari Bobo edisi jadul pula aku tahu perkembangan infomasi masa lalu. Sesuatu yang sekarang tinggal sejarah dipublikasikan sebagai hal yang up to date di edisi tersebut. Seperti misalnya di page Sahabat Bobo terbitan 1986, pembaca dapat mengirimkan foto dan alamat lengkapnya untuk dipublish di page tersebut dengan tujuan mencari sahabat pena. Kalau sekarang hal tersebut tidak akan ada karena menyangkut privasi, apalagi foto-foto dan informasi yang diberikan adalah data diri anak-anak. Hehe memang ya dunia tanpa internet itu dunia teraman sepanjang masa. Wwkwk.
Belasan tahun kemudian, majalah Bobo yang dulu aku koleksi dengan susah payah memang hanya teronggok dalam kardus di gudang. Rasanya kalau ada barang baru atau hobi baru pasti yang lama akan terlupa. Kini aku sudah tidak pernah lagi membeli majalah apapun. Aku masih sering membeli novel namun tidak dengan koran ataupun majalah. Aku hanya menengok tumpukan Bobo dan sedikit Donal Bebek sebentar untuk aku foto dan aku share di blog ini. Sehabis itu ya sudah aku masukkan kedalam kardus lagi. Namun aku ucapkan terima kasih Bo, bagaimanapun engkau adalah teman bermain dan belajarku.
"A Horse Called September", by Anne Digby
BalasHapushttps://www.amazon.com/gp/product/B0077EG830/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&tag=ereagirl-20&linkCode=as2&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0077EG830&asin=B0077EG830&revisionId=&format=2&depth=1
Thanks a lot, GB
Hi, thank you so much.. found it in Amazon the kindle version 😍
Hapus