This blog does not represent the Fulbright Scholarship nor any other institutions mentioned here. It is the writer’s own to share her experiences to pursue scholarship and study abroad. For any official information, please refer to the official scholarship’s website.
Holla belum bosen ya mendengarkan perjalanan ini? Hehe. Sesuai janjiku 2 bulan lalu, kita akan berpetualang lagi membahas apa yang harus dilakukan begitu telah sampai di kota tujuan. Ada banyak hal yang perlu dilakukan diawal-awal kehidupan di kota baru, apalagi kalau bukan mengurus administrasi dan adaptasi. Cuss kita mulai.
Setting-up Apartment
Aku datang saat malam hari, jam 19.00 waktu sini. Hari sudah gelap namun hawa masih panas. Maklum, saat itu bulan Agustus dan masih summer. Baru kali ini aku mengalami hawa sepanas ini disaat malam. Jetlag juga masih mengerubuni kepala dan badan. Capek sekali rasanya, ingin cepat-cepat tidur. Ibu Fatima dan suami menjemput kami di bandara. Kami senang sekali dijemput oleh beliau, karena selain diantar sampai depan apartemen, kami diberi makan malam RENDANG! OMG enak banget sumpah rendangnya, kalau ingat rendang pemberian beliau, menetes air liur ini. Selama di jalan, kami pun diceritakan seputar kota Tucson. Bagaimana kota ini, ada apa saja disini, dan dimana supermarket berada.
Tidak lama, kami sampai di apartemen. Manager apartemen sedang pergi, jadi kami sendiri yang mencari kamar kami. Pintu tidak dikunci, dan kami langsung masuk, menaruh koper dan tas. Meskipun apartemen kami non-furnished, kami sangat beruntung memiliki senior sebelumnya; mahasiswa Indonesia yang pernah tinggal di Tucson. Jadilah kami mendapat tinggalan banyak barang berharga semacam kasur, piring gelas, panci, teflon, peralatan masak, rice cooker, rak sepatu, meja, bahkan microwave. Super komplit sehingga apartemen kami berasa fully furnished. Selain itu, apartemen kami berbetuk studio; satu ruangan untuk 1 orang. Aku memiliki dapur dan kamar mandi sendiri, tanpa harus sharing dengan orang lain. Enak dan nyaman pokoknya. Malam itu aku berniat mau mandi, namun sayangnya air bathtub macet tidak keluar sama sekali -_-. Hufft akhirnya Aku tidak jadi mandi deh dan langsung tidur. Bayangkan betapa kotornya diriku sejak naik pesawat 2 hari tidak mandi. Wkwkwkw.
Paginya, aku mandi numpang kamar temanku. Lalu pintu kamar diketuk manager apartemen. Kami pun dijelaskan panjang lebar mengenai kontrak apartemen. Setelah membayar biaya kekurangan deposit dan membayar biaya sewa bulan Agustus, kami tanda tangan kontrak. Pembayaran apartemen setiap akhir bulan, bisa lewat Paypal, transfer ke bank, maupun pakai cek. Untuk bulan Agustus ini, kami diperbolehkan pakai tunai karena kami belum punya rekening. Setelah membayar, kami diminta mengisi checklist isi apartemen kami; barang-barang apa saja yang rusak atau mau rusak, agar ketika kami selesai menyewa dan mau pindah, deposit kami tidak dikurangi banyak untuk perbaikan. Tidak lupa aku minta tolong ke manager apartemen untuk memperbaiki kran kamar mandi yang mampet. Tidak sampai 10 menit air sudah lancar mengalir. Yeayy!
Sorenya kami bongkar-bongkar gudang apartemen. Jadi senior kami meninggalkan banyak barang di gudang, yang bisa kami pakai secara gratis. Kami membagi barang-barang yang ada, seperti hanger, lampu baca, roll stop kontak, alat tulis, dan lain-lain. Hue hehe banyak sekali pokoknya sampai lupa apa saja. Intinya apartemen kami jadi penuh barang-barang dalam waktu kurang dari 24 jam.
Belanja dan Keliling Kota
Sebelum kami bongkar-bongkar apartemen, siangnya kami ke Downtown untuk membuka rekening bank. Sayangnya hari itu hari Sabtu dan bank tutup. Hiks sedih nian. Padahal kami sudah jalan kaki selama 1 jam tanpa air minum. YES, waktu itu aku benar-benar geblek tidak membawa air minum, padahal aku sekarang hidup di gurun. Hawa sangat menyengat padahal baru jam 10 pagi, mungkin 39 derajat celcius! Plus aku juga belum tahu cara naik public transport, jadilah aku jalan kaki. Padahal public transport bus kota dan trem masih gratis sampai akhir tahun 2021 karena masih pandemi. Hiks hiks pelajaran berharga sekali pokoknya. Sejak itu aku selalu kemana-mana bawa air minum dan cek jadwal bus agar tidak perlu jalan kaki.
Bank tutup :( |
Bu Fatima berbaik hati mengantar kami ke Asian market bernama Lee Lee. Lee Lee ini jauuuh sekali dari tempat kami tinggal. Kalau naik bus harus ganti 2x. Di Lee Lee kami menemukan produk Indonesia macam kerupuk, kecap, sayur-mayur, cabai, tahu, kopi kopiko, sirup marjan, agar-agar, dkk. Meski tidak lengkap sekali, namun lumayan untuk masak makanan Indo. Dan aku memang orangnya picky eater, aku tidak doyan makan makanan Amerika semacam roti, keju, burger, pizza. Dan karena aku malas masak dan engga bisa masak, bobotku turun banyak selama 2 bulan pertama disini. Pakaianku jadi longgar karena aku lebih milih kelaparan ketimbang makan non-micin. Seriusan.
Lee Lee supermarket |
Setelah ke Lee Lee, kami dikenalkan juga ke halal store bernama Nur Market. Disini menyediakan daging halal. Lokasinya tidak begitu jauh dari kampus, pakai 1 bus saja sudah sampai. Kami beli daging ayam utuh lalu minta dipotong kecil-kecil ke penjualnya.
Karena Lee Lee terlalu jauh, kami juga berkenalan dengan Fry’s supermarket. Fry’s tersebar dimana-mana, dan ada yang dekat kampus, cukup pakai 1x bus. Jangan lupa download aplikasi Fry’s dan belanja tiap hari Selasa karena bakal dapat diskon 10%. Setiap belanja di Fry’s, jangan lupa juga bawa kartu mahasiswa karena mahasiswa dapat diskon tambahan. Hue he he. Enak kan?
Selain Fry’s, ada lagi yang namanya Walmart. Ini supermarket guedee banget kayak hanggar. Ya mirip-miriplah sama Carefour di Indo. Biasanya aku ke Walmart kalau mau beli bolpen, setrika, botol minum, juga peralatan rumah tangga lainnya karena lebih lengkap ketimbang Fry’s. Tapi kalau cuma mau beli sayur, aku sarankan ke Fry’s saja cukup karena dapat diskon juga. Walmart juga ada dimana-mana, tinggal pilih mana yang paling dekat.
Selesai belanja, kami diajak keliling kampus naik mobil. Aku terkagum-kagum dengan kampus ini. Asli. Karena sebelumnya aku cuma berpetualang virtual lewat GMaps, dan sekarang aku lihat sendiri gimana kampusku. University of Arizona memang engga gede-gede amat. Tempatnya juga di kota kecil, tidak hingar-bingar seperti New York City. Kalau musim libur, kota sepi karena mahasiswa mudik. Namun biaya hidup disini murah, asal jangan banyak jajan saja. Misal, kalau beli makanan jadi harganya $6-10 sekali makan, sedangkan kalau masak sendiri, uang $10 bisa buat masak seminggu. Yakin. Karena sayur-mayur harganya paling $2-3 saja dan itu bisa buat masak seminggu. Terlebih tidak perlu beli beras, telur, mie, buah, kentang karena ada campus pantry. Jadinya uang habis buat beli bumbu-bumbuan saja.
Beautiful campus dari sudut perpustakaan |
Buat CatCard
Sabtu buat belanja dan Minggu buat istirahat. Kini tibalah hari Senin. Aku ada kelas pertama hari itu pukul 14.00. Paginya aku manfaatkan buat ke kantor Arizona Global, kantor khusus yang mengurusi mahasiswa internasional untuk melaporkan keberadaan kami. Jadi sebagai mahasiswa internasional, kita harus melaporkan diri ke sini. Kami bertemu dengan Joanne, ibu yang mengurus kami bahkan sebelum kami tiba di US. Dari Ibu Joanne, kami diminta untuk membuat CatCard atau kartu mahasiswa. Kartu ini kartu sakti karena apa-apa harus pakai CatCard. Mau pinjam buku perpus? CatCard. Mau masuk Campus Pantry? CatCard. Mau ngeprint? CatCard. Mau belanja di Fry’s? CatCard. Hehe.
Formulir buat daftar CatCard, isi di belakangnya ya |
Untuk membuat CatCard, lokasinya ada di Student Union, lantai paling bawah sendiri, depan Bank Well’s Fargo. Karena hari itu hari pertama masuk, kami harus antri lumayan panjang. Kami mengisi formulir pembuatan CatCard, yang berisi nama lengkap, student number, alamat. Kami tidak perlu membayar apapun untuk pembuatan CatCard ini. Hanya saja kalau kartu hilang, kami harus bayar $25 untuk pembuatan ulang. jadi jangan sampai hilang yes. Begitu kami dicek data diri kami, kami pun difoto dan diminta menunggu 5-10 minit. Lalu dipanggil lagi untuk mengambil CatCard. Taraa CatCard sudah jadi. Aiihhh gemezz banget ya CatCardnya.
CatCard super gemeezz |
Selama mengurus administrasi, selalu bawa data diri (paspor) dan ToA Fulbright ya. Meski ToA tidak pernah dicek, lebih baik dibawa saja ketimbang repot harus balik kos. Simpan juga scannannya di drive.
Buka Rekening Bank
Hari itu juga kami mau membuka rekening bank. Sayangnya appointment full semua. Kami tidak bisa langsung buka hari itu karena kami harus menunggu sampai ada jadwal appointment yang kosong. Untuk lihat jadwal appointment, cek website bank masing-masing. Disini bank yang biasa digunakan adalah Chase, Bank of America, atau Well’s Fargo. Bank yang ada di kampus Hanya Well’s Fargo. Kalau Chase ada di dekat masjid di luar kampus atau di downtown. Sedangkan Bank of America ada di luar kampus lumayan jauh, harus naik bis. Karena appointment tercepat di Well’s Fargo, jadilah aku ke Well’s Fargo. Itupun aku kesana hari Kamis, jadi selama Senin-Rabu aku menggantungkan diri dari uang tunai yang aku bawa dari Indo. Tips ya, bawa uang tunai yang cukup dari Indonesia. Karena kita mungkin tidak langsung bisa buka bank disini, apalagi kalau datang waktu peak season dimana para mahasiswa lain juga antri buka rekening.
Untuk buka rekening, Kita perlu no telp US, tidak bisa pakai no telp Indonesia. Sehingga, belilah dulu simcard nomor US. Sim card ada berbagai macam dengan berbagai harga. Kalau mau sinyal bagus, pakai T-Mob (walau pricey). Kalau mau murah, pakai Mint. Aku pakai T-Mob yang tiap bulan bayar $22.22, dengan kuota 2GB dan telpon & SMS gratis sepuasnya. Cukup kok 2GB untuk sebulan, karena kalau di kampus dan apartemen pakai wifi. Kuota cuma dipakai kalau lagi di jalan saja. Saat buka rekening, jangan lupa bawa paspor dan surat kontrak apartemen. Iyess surat kontrak apartemen untuk menunjukkan kalau kita beneran tinggal di kota tersebut, bukan gelandangan. Wkwkk. Buka rekening lumayan lama sih satu jam an karena banyak dijelaskan nana-ninu mengenai terms and conditions. Saat itu juga, kita minta sekalian untuk disettingkan mobile banking. Cepet kok settingnya dan bisa langsung digunakan hari itu juga. Begitu akun bank dibuat sesuai email yang kita daftarkan di akun IIE, allowance bulan pertama dari IIE langsung masuk, sehingga kita tidak perlu deposit uang di bank. IIE lalu akan transfer uang bulanan setiap akhir bulan, misal stipend untuk bulan September akan dikirim pada tanggal 20an di bulan Agustus. Sejauh ini IIE tidak pernah telat bayar stipend ke kita. Hehe.
Kalau buka di Well’s Fargo, CatCard kita bisa disambungkan ke ATM jadi bisa buat ambil duit walau engga bisa buat gesek pembayaran di toko luar kampus. Selain itu, tidak ada biaya bulanan karena kita mahasiswa. Sayangnya, kita tidak bisa langsung dapat kartu ATMnya. Kita harus menunggu kartu ATM dibuat selama seminggu, plus nunggu seminggu lagi buat pengiriman sampai ke apartemen kita. Jadi butuh 2 minggu dari buka rekening sampai kartu ATM sampai di tangan. Selama 2 minggu itu, aku pakai uang tunai untuk belanja sehari-hari.
Buat PayPal
Termasuk yang paling penting adalah buka PayPal. Iyes PayPal. Disini apa-apa bisa bayar pakai PayPal. Mungkin semacam Ovo atau GoPay kali ya kalau di Indo. Jadi misal kita mau bayar Amazon, atau eBay, atau TMob, atau bayar kos bisa pakai PayPal. Kalau pakai PayPal, daftar dengan nomor US ya. Why? lagi-lagi kalau daftar pakai no Indo, kita akan kena charge $5 sekali transaksi, sedang kalau pakai no US free of charge. Cara daftarnya tinggal daftar saja sih, ikuti petunjuk yang tertera di PayPal. Setelah PayPal selesai dibuat, sambungkan PayPal ke no rek bank US agar bisa dipakai. Kayaknya butuh 2 harian deh buat verifikasi no rek, aku juga tidak terlalu ingat. Namun pada akhirnya bisa dipakai kok PayPalnya. Selamat berbelanja!
Satu lagi, karena hapeku beli di Indonesia, terkadang aplikasi di PlayStore tertulis aplikasi tidak tersedia di negara anda, contohnya waktu aku mau download aplikasi Fry’s. Huhu padahal aku sudah di US, kok hapeku engga bisa mengenali ya kalau aku sudah pindah US? Cara mengakalinya yaitu setting pindah negara atau pakai VPN. Karena aku takut pakai VPN, aku settinglah pindah negara. Aku buka tutorial di google, dan akhirnya bisalah download Fry’s.
Buat Akun Amazon, eBay, dan Toko Online lainnya
Kalau ini engga wajib sih, terutama yang tidak terlalu suka belanja online. Aku sendiri cuma buat-buat saja, tapi tidak benar-benar pakai. Paling buat beli buku pelajaran saja karena disini engga ada Gramedia. Wwkwkwk. Khusus untuk Amazon, kalau daftar pakai email student maka gratis ongkir 6 bulan. Manfaatkan! Kalau beli di eBay, cari toko yang gratis ongkir. Manfaatkan juga! Aku cuma pernah beli jaket pre-owned untuk musim dingin lewat eBay, tapi sampainya ya ampuun hampir sebulan padahal beli cuma di North Carolina. Memang gratis ongkir sih, tapi lamanyooo sampai lupa kalau beli online. Disini juga ada BlackFriday pada hari Jumat setelah hari Thanksgiving. Tapi aku tidak berpartisipasi sih karena diskonnya B aja, lebih dahsyat diskon Shopee. Ahh jadi kangen Shopee…
Campus Pantry
Free from Campus Pantry! |
Campus pantry ini semacam koperasi mahasiswa yang menyediakan berbagai bahan makanan secara gratis. Biasanya setiap univ punya campus pantry sendiri. Di U of Arizona, campus pantry ada di Student Union di lantai bawah sendiri, satu lantai dengan lokasi pembuatan CatCard. Campus Pantry buka tiap Selasa jam 14.00 - 18.00, & Rabu dan Jumat jam 11.00 - 15.00. Campus Pantry menyediakan buah-buahan (pisang, semangka, jeruk), sayuran macam kentang, tomat, wortel, bawang bombay, zucchini, labu, telur, susu, mie instan, spageti, makanan kalengan, beras, mentega, gula, snack, tepung, roti, selai, dan banyak lagi. Tiap masuk kita harus menunjukkan CatCard dan mendapat 4 point untuk dihabiskan. Biasanya aku habiskan untuk ambil beras (1 point), mie instan 2 biji (@0.5 point), buah-buahan 4 biji (@0.25 point), dan telur 1 lusin (1 point). Di hari lain aku akan ambil snack 2 biji (@0.5 point) atau susu setengah galon (1 point). Terkadang juga ada bahan makanan gratis yang boleh diambil sesuka hati tanpa perlu point, seperti kentang atau zucchini. Tapi tidak tiap hari ada bahan makan gratis. Follow campus pantry biar tahu update.an tiap minggunya. Dengan adanya campus pantry, kita bisa hemat-sehematnya. Aku tidak lagi perlu belanja beras, mie instan, telur, dan buah.
Campus Closet
Kalau sebelumnya koperasi bahan makan, kalau campus closet itu koperasi baju pre-owned. Bagi kita yang membawa baju sedikit, kita bisa ambil baju-baju sumbangan di campus closet, lokasinya masih sama di Student Union lantai bawah sendiri, bersebelahan dengan Campus Pantry. Disini ada banyak pakaian sumbangan yang masih bagus; ada baju, celana panjang, sepatu, sabuk, aksesoris semacam bros dan dasi. Ada juga sweater dan jas juga. Lumayan tidak perlu beli baju lagi. Lagian kita juga tidak lama tinggal disini, jadi sayang kalau beli baju baru buat pakaian sehari-hari. Manfaatkan ya fasilitas dari kampus ini. Semua gratis!
Buat Akun Listrik
Karena sewa apartemenku hanya meliputi kamar, air, dan sampah, listrik harus dibayar sendiri. Untuk Tucson, cara buat rekeningnya gampang tinggal telpon TEP (Tucson Electric Power) atau PLNnya kota Tucson. Saat telpon, bilang kalau kita mahasiswa internasional, disini menempati apartemen XXX di jalan XXX kamar XXX, dan minta dibuatkan akun listrik. Nanti petugas akan menanyakan nomor paspor, nama lengkap, no HP, dan email. Lalu kita akan dikirimkan tata cara pembuatan akun lewat link yang diterima di email. Kasusku sih petugas salah mengetikkan email, jadinya sudah 2 hari email belum masuk. Akhirnya Aku telpon TEP lagi untuk menanyakan akun listrik, dan oleh petugas dicekkan akunku. Ketahuanlah kalau petugas mengetik P untuk huruf B. Haduuh emang ya pronunciationnya harus kuat biar ga ketuker hurufnya. Sehabis telpon aku tutup, ada email masuk dari TEP dan kita ikuti langkah pembuatan akun.
Email dari TEP untuk pengaktifan akun |
Untuk bulan pertama, ada biaya sebesar $35 diluar biaya listrik. Jadi tagihan bulan pertama lumayan bengkak. Biasanya dalam satu bulan, listrik habis antara $26-31, kalau lagi boros bisa $40. Di akun TEP, kita bisa setting no rekening, sehingga biaya listrik langsung dipotong dari saldo rekening. Menurutku itu cara pembayaran paling nyaman, karena kita tidak perlu ribet bayar ke TEPnya. Statement listrik muncul setiap tanggal 15, dan rekening terpotong setiap akhir bulan pada tanggal 29.
Update IIE Connect
Untuk para Fulbrighter, akan ada email dari IIE begitu mendekati hari keberangkatan kita. Intinya kalau kita sudah sampai US, kita wajib update data diri di akun IIE connect; meliputi alamat di US, no telp US, alamat email (kalau mau ganti email), upload berbagai dokumen untuk pembuatan ITIN/SSN (Social Security Number), dkk semua ada di email dari IIE. Pokoknya langsung cuss digarap semua ya karena kalau Sudah masuk perkuliahan bakal engga sempet mengurus. Terutama pembuatan ITIN yang makan waktu lumayan lama. Aku daftar ITIN bulan Oktober dan sampai bulan Desember ini masih dalam proses.
Selalu pantau email dari IIE |
Misal ada permasalahan di IIE connect, kita bisa tanya ke advisor IIE kita lewat email. Advisor IIE berbeda-beda di tiap state. Cari advisor IIE kita lewat website foreign Fulbright. Fiuuuh banyak ya things to do.nya.
Kenalan Sama PERMIAS
Permias alias Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS adalah keluarga baru kita. Permias ini ada di tiap state. Di Arizona sendiri ada 2 Permias, Permias Tucson untuk mewadahi mahasiswa Indo di Tucson (yang biasanya kuliah di University of Arizona) dan Permias Phoenix untuk mahasiswa di kota Phoenix tempat Arizona State Univ berada. Kami dikenalkan sama Bu Fatima dengan anak-anak Permias. Kami juga kumpul bersama dan berkenalan. Seru pokoknya!
Adaptasi
Jeng jeng…. Dan pada akhirnya perjalanan kuliah baru dimulai di titik ini. Aku akan menjalani 4 semester, dan alhamdulillah telah menuntaskan 1 semester. Tidak mudah memang terutama bagiku yang sudah lama tidak kuliah. Selama 3 bulan aku berdaptasi dengan perkuliahan yang ada, mencoba memacu pikiran yang sudah tumpul dengan tenggelam pada buku-buku. Pokoknya 3 bulan awal adalah yang terberat. Rindu rumah, makan bolong-bolong, tidur tidak nyenyak karena mikir tugas, dan capek kemana-mana jalan kaki. Tinggal di negeri asing memang seru, namun tetap rasa rindu pada negeri sendiri tetap ada. Terutama soal perlakuan. Di Indonesia apa-apa murah dan apa-apa gampang. Misal ya lapar, tinggal GoFood atau ShopeeFood, duduk manis klik klik dan makanan datang. Disini, harus masak sendiri. Mau kemana-mana, tinggal gas naik motor atau naik ojek. Disini, jalan kaki dan transportasi umum are the keys. Mau beli boba? Bakso? Camilan? Bayar 30k sudah dapat semua, sisa duit malah. Disini minuman seperti itu $5, bakso mungkin $10, camilan $5. 300k baru dapat. Itulah yang membuatku tetap cinta Indonesia.
Mungkin itu dulu yang mau aku ceritakan disini. Next, cerita soal sistem perkuliahan disini yes. Okay okay? See you on the next post!
Komentar
Posting Komentar