Menelusuri West Coast Lewat Highway 101 - Part 3

 

Special Disneyland

Hari masih pagi ketika kami bersiap hendak ke taman ria. Cuaca sedang cantik

dan cerah, tidak mendung seperti malam tadi. Kami sarapan seperti biasa

dengan menghangatkan leftover kemarin. Cukup beruntung penginapan kami

menyediakan microwave, meski kamar tidurnya tidak terlalu nyaman. Maklum ini

penginapan kami termurah selama di Cali. Kami kemasi barang-barang kami

dan masuk mobil. 

Disneyland saat malam


Disneyland tidak jauh dari sini. Hanya 20 menit dan kami telah sampai di parkiran.

Kami kira kami cukup awal, namun antri masuk parkiran saja sudah penuh.

Well cukup ngeri sebenarnya tempat parkir kami. Kami harus muter naik

ke lantai 4 untuk parkir. Lantai 1 hanya parkir khusus VVIP. Kelas ekonomi mohon

senam jantung ke lantai atas. Lemas kakiku keluar mobil dan memandang ke

bawah. Gilak ini klo kepleset jatuh ya penyok jadi martabak. Hiiii…

Finally dapat gate pass juga


Dengan kepala menunduk dan mata setengah tertutup, aku berhasil turun

ke ground lewat eskalator. Sebenarnya aku lebih prefer lift, tapi ya gimana

lebih cepet naik tangga berjalan. Sampai di ground kami masih harus antri

kereta yang mengantarkan kami ke gerbang Disneyland. Sudah ada ribuan

manusia mengantri kereta yang sama. Untung Disney menyediakan banyak

kereta yang tiap 5 menit sekali datang. Hanya sebentar kami antri dan

sampailah kami di pintu gerbang. Tebak apa lagi yang kami lakukan?

Yes kami mengantri lagi untuk menukarkan tiket masuk. Hmmm antri lagi

antri lagi, sedih akika. Sekitar 30 menit dan kami akhirnya mendapat

gate pass. Uluh senengnya finally and officially we’re in Disneyland!


*tiket kami beli online seminggu atau 2 minggu sebelumnya. Tiket hanya terbatas jadi jangan

tunggu mendekati hari-H ya, takut tidak kebagian. 

Peta wahana-wahana di Disneyland


 Disneyland yang kami tujuan adalah Disneyland Park. Aku seneng-seneng

saja sih disini karena ini Park ramah anak-anak alias tidak banyak wahana

ekstrim, tidak seperti Park sebelahnya yaitu Disney California Adventure Park

yang ulalaa udah lah aku mending duduk manis di mobil saja ketimbang naik

wahana disana! 


Disneyland Park mengingatkanku pada film Barbie dimana manusia, peri,

monster, dan penyihir hidup jadi satu. Parknya didesain seperti dalam

cerita Disney, rumah-rumahnya, pegawai-pegawainya, wahana-wahananya,

lengkap dengan princesses dan donal bebek and friends. Widiih jikalau

aku kesini saat umurku 8 tahun, aku tidak akan mau pulang. Tapi mengingat

tulangku sudah rapuh, aku cukup tersenyum saja bernostalgia dengan

masa kecil. Sebenarnya kakiku sudah biru-biru dan berat untuk berjalan,

tapi teman-temanku yang mempesona kerap mengingatkan, “Hey kamu

belum tentu kesini dua kali maka nikmatilah!” yang ku-iya-kan dengan

senyum kecut. 


Wahana yang kami naiki pertama ialah Merry-Go-Around alias komedi putar.

Seneng rasanya bisa naik komedi putar lagi. Aku terakhir naik semacam

ini waktu ke Dufan belasan tahun lalu. Alasan kami naik ini ya karena

antriannya tidak panjang. BTW ini bagian yang aku tak suka, MENGANTRI!

Tiap wahana antriannya tidak wajar. Kami perlu minimal 30 menit untuk

mengantri. Antrian paling lama adalah 2 jam yang kalau aku ingat bikin

mau pingsan. Gila bruh 2 jam itu sama aja nonton film sekali duduk.

Sampai pening kepalaku liat barisan yang engga pendek-pendek. 


Lalu setelah itu kami ke wahana roller coaster. Well, sebenarnya aku

benci naik roller coaster karena mereka kalau jalan engga pernah santai.

Bisa engga sih jalannya pelan aja plus ga usah muter-muter dan

engga naik-turun? Cukup kayak kereta saja yang jalan lurus mulus.

Hehe kidding bruh don’t attack me please wahai netizen budiman!

Ini wahana antrian panjang beut. Beberapa orang dapat antri

lebih cepat pakai barcode yang aku tak tahu itu apa. Mungkin

mereka pesen dulu kali ya? Anyway aku cukup sabar untuk antri

dengan manusia-manusia lainnya. 

Naik Roller Coaster menelusuri zaman kuno pertambangan US


Selanjutnya kami ke wahana yang less extreme, naik kapal Pirates of Carribean!

Widih senang dong ya yang ini antriannya tidak panjang dan tentunya

kapal berlayar santai dan mulus. Nah gitu dong jadi wahana yang santuy

jangan cepet-cepet. Emang mau ngejar apa sih? Di kapal ini kami diajak

keliling US zaman dulu. Sebenarnya kapal hanya mengitari danau, namun

di pinggiran danau dihiasilah dengan patung-patung Indian, hewan-hewan

semacam rusa, dan rumah-rumah early settlement dari Eropa. 

Naik kapal layar keliling danau


Mataku tertuju pada wahana kayak yang berlayar dibawah kapal kami.

Aiih senengnya ya ngayak. Aku tanya teman-temanku mau engga ngayak

dan mereka bilang gamau karena capek. Aduh kalau aku mending ngayak lah

ketimbang roller coaster an. Emang ini selera kami berbeda. Dan sebenarnya

aku menyesal tidak jadi antri kayak karena waktu aku mau antri di sore harinya,

wahana sudah tutup. Hiks hiks. 

Banyak restoran di dalam Disneyland


Puas naik kapal, kami lanjut keliling Park. Suka sekali deh dengan design toko-toko

suvenirnya! Toko-toko didesain selayaknya rumah dongeng, cantik pakai banget,

cocok buat foto-foto. Cekrak cekrek tiada henti. 

Bahkan toiletnya pun didesain artistik


Kami putuskan untuk naik kereta yang mengantar kami keliling Park. Kereta

ini semacam kendaraan shuttle yang bakal berhenti di tiap theme di Park,

jadi kami bisa hemat tenaga tidak perlu jalan kaki ke theme lain. Tapi ya itu

mengantri juga kalau mau naik. Di atas kereta kami putuskan untuk menonton

pentas drama yang diadakan 2 jam lagi. Selama 2 jam menunggu kami

beristirahat untuk makan siang dan menonton parade dadakan. Mataku

sebenarnya sudah tinggal 5 watt dan mau mati, tapi hey rugi dong ke Disneyland

kalau cuma mau tidur. 

Pentas musikal Simba the Lion King


Pentas Simba the Lion King beneran bagus! Aku suka sekali dengan konsepnya,

dengan lagunya, dengan kostumnya. Kami pun tidak perlu menunggu lama karena

pentas diadakan di ruangan terbuka dengan kapasitas ribuan penonton

mungkin hlo ya soalnya emg gede teaternya). Pentas berlangsung 45 menit

dan so far aku rasa bagian ini yang paling worth-it. 

Kastil Boneka


Perjalanan kami berlanjut dan hari mulai sore. Kami jalan sebentar untuk

mengantri di Kastil Boneka. Cukup lama kami mengantri, mungkin sejam,

sebelum akhirnya kami bisa on-board diatas kapal. Dengan naik kapal mini,

kami diajak masuk ke sebuah kastil berisi boneka-boneka dari berbagai bagian

dunia. Ada yang dari Afrika, Eropa, Timur-Tengah, dan tentunya Asia. Aku lihat

ada boneka mirip kayak dari Jawa, yang dijadikan satu tempat dengan boneka

dari Thailand. Sayangnya di tengah jalan, sound didalam kastil mati sehingga

lagu tidak berputar. Kapalpun tidak bisa jalan karena mesinnya ikut mati.

Alhasil kami stuck didalam kastil selama 10 atau 15an menit. Huhu sedih.

Bahkan sampai kapal berhasil menyala kembali dan kami keluar kastil,

kendala teknis tadi tidak terselesaikan. Kami lihat antrian ke Kastil juga

sudah ditutup. Untung dah kami tadi langsung mengantri dan dapat bagian.

Kalau tidak kan rugi kami tidak bisa menikmati Kastil Boneka. 

Boneka dari Asia Tenggara


 Selesai dari Kastil boneka, kami memutuskan untuk berbeda jalan.

Dua orang temanku memilih naik roller coaster yang lebih ekstrem,

sedang aku dan 1 temanku memilih bombom car saja. Kami harus antri

satu jam lagi dan waktu itu mataku udah setengah tertutup. Setiap kami

berfoto, mataku pasti merem. Selain silau, ngantuk juga diriku. 

Kena prank roller coaster


Selesai bombom car, kami antri lebih lama lagi yaitu 2 jam untuk naik

roller coaster. Well sebenarnya kami tidak menyangka kalau itu roller coaster.

Kami kira itu adalah diorama bintang-bintang seperti di museum, eh tidak

tahunya roller coaster. Kami pun baru tahu setelah 2.5 jam antri.

Mana antrinya di ruangan tertutup yang pengap kebanyakan manusia.

Duh lemes dan pengen nangis rasanya. Roller coasternya indoor dan

kiri kanan gelap total. Kami serasa naik roket ke galaksi lain. Penumpang

lain berteriak kegirangan, aku berteriak ketakutan. Aku takut setengah mati,

apalagi posisi aku tidak bisa lihat kiri-kanan. Tanganku aku kencangkan

terus ke pegangan dan berdoa agar wahana ini cepat usai. Begitu kami turun

dari kereta, kakiku gemetar dan kepalaku berputar. Ingin rasanya aku muntah.

Aku kena prank! Dengan menahan tangis aku duduk menenangkan diri. 

Istirahat sejenak makan pretzel Micky Mouse


Selesai roller coaster kami berkumpul kembali dengan 2 temanku yang tadi.

Kami berbagi cerita dan cerita kami seperti tertukar. Mereka bilang tidak jadi

naik roller coaster karena kendala teknis sehingga wahana ditutup.

Sebagai gantinya mereka antri lihat diorama perang galaksi. Hiks hiks itu

kan yang kami inginkan, batinku dengan sedih. Sedang aku cerita kalau kami

naik roller coaster yang kami kira cuma lihat diorama. Alamak sedih jiwa kami.

Aku sudah tidak punya tenaga lagi dan akhirnya aku hanya duduk di depan

kastil. Suguhan terakhir adalah kembang api. 

Parade kereta lampu (dari kejauhan)


Beberapa saat sebelum kembang api ada parade kereta lampu.

Bagus-bagus keretanya dihiasi lampu warna warni. Karena hari sudah malam,

nampak kereta-kereta berbaris rapi di kejauhan. Aku tidak mendekat untuk

melihat, aku sudah lelah pemirsa. Lagian aku mau saving spot untuk

kembang api nanti. 

Parade kembang api yang tak terlupakan


Bagian kembang api adalah yang paling bagus menurutku. Selama 15 menit

kami disuguhi api yang meledak-ledak di angkasa. Ritme kembang apinya

seperti membentuk cerita, cerita-cerita yang ada di Disney seperti Peter Pan,

Tinker Bell, dan Princess lain. Aku takjub dengan berapa kilo kembang api

yang dibakar. Mengalahkan kembang api tahun baru di kotaku. Hehe. 


Berbelanja sebentar di toko-toko dalam Disneyland Park


Selesai kembang api kami berbelanja sebentar sebelum pulang.

Sebenarnya masih ada parade air mancur, namun kami sudah lelah.

Kami putuskan untuk pulang saja karena kami masih harus berkendara

ke San Francisco. Yuhuu ikuti terus ya Jalan-Jalan Julid menelusuri California!

Komentar