Juni - Juli — Pre Departure Orientation, Pre Academic Training, dan Visa

 This blog does not represent the Fulbright Scholarship nor any other institutions mentioned here. It is the writer’s own to share her experiences to pursue scholarship and study abroad. For any official information, please refer to the official scholarship’s website.


Pre Academic Training (PAT)

Suatu pagi yang cerah di awal Juni, grup WA Fulbright ramai dengan adanya ‘laporan’ Pre Academic Training (PAT). Yes! Ternyata di akun IIE para grantee tersemat keterangan - secara tidak langsung - mengenai PAT. PIC belum menginformasikan apa-apa sehingga grup jadi heboh. Saya pun buru-buru mengecek akun IIE saya. Dan untungnya di akun saya tercantum academic training di University of Arkansas! WOW betapa bahagianya saya. Uof Arkansas kan merupakan rumah dari pendiri Fulbright yang juga pernah menjabat sebagai presiden disana. Senangnya bukan main. Terbayang saya akan belajar disana selama sebulan sebelum masuk ke perkuliahan beneran di Arizona. But, wait, ini PAT online apa offline ya? Soalnya PAT saya di Juli tanggal 5 sedang visa saja belum punya. 


Keterangan PAT di akun IIE saya


Dan benar saja PATnya online! PIC menginformasikan lewat email 2 hari kemudian. Saya pun jadi sedih. Huhu engga jadi ke Arkansas. Tapi engga papa, yang penting ditawari PAT ini karena sudah lama saya tidak kuliah. Dalam email juga dicantumkan mengenai surat kontrak PAT. Grantee boleh menolak PAT dan slot akan diberikan ke grantee lainnya. Tentu saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya langsung print surat kontraknya dan tandatangani lalu scan dan kirim ke PIC. Saya setujui PAT yang ditawarkan. Tidak lupa saya email ke CP University of Arkansas untuk menanyakan jadwal. 

Jadi PAT ini akan diadakan selama 1 bulan mulai tanggal 5 Juli - 2 Agustus. Setiap malam akan diadakan live sesion selama 2-3 jam dengan waktu malam hari di Indonesia. Sebelum ada jadwal resmi, UofArkansas mengirimkan link survei mengenai jam available grantee dan juga preferable medium yang akan digunakan. Saya memilih untuk jam 7.00 pagi waktu sana dan menggunakan zoom (saya tidak familiar dengan GMeet hehe). Tidak lupa mereka juga bertanya internet speed kami dan meminta scan passport untuk dibuatkan ID yang dapat digunakan untuk mengakses library mereka. Keren! 

Sebagai informasi, PAT tidak hanya diadakan oleh 1 universitas saja. Beberapa grantee mendapat tempat di universitas lain seperti Michigan State University, Syracuse University, dan Drexel University. Waktunya juga berbeda-beda tergantung host university yang mengadakan. 

Dengan adanya informasi PAT ini, maka saya putuskan untuk resign total dari pekerjaan saya. Sehingga bulan Juni ini adalah bulan terakhir saya bekerja. Huhu gonna miss my old life :’). 


Pre Departure Orientation (PDO)

Tidak lama setelahnya ada email datang lagi mengenai Pre Departure Orientation atau PDO. PDO ini sama seperti Persiapan Keberangkatan (PK) milik LPDP. PDO dilaksanakan online selama 2 hari tanggal 7 - 8 Juli 2021. Alhamdulillah senang sekali saya mendapat email PDO ini. Ini berarti kami one step closer lagi untuk berangkat. Dalam PDO ini kami diberitahu mengenai cross cultural understanding, cultural shock, what to prepare, what to do, grantee responsibilities, dan masih banyak lagi. Pokoknya jangan sampai miss kesempatan PDO ini. Walau sedihnya PDO ini kami masih online :”).


 


Gateway Orientation (GO)

Pada 8 Juni ada email lagi mendarat di inbox, undangan untuk Gateway Orientation (GO)! GO ini istilahnya adalah pengenalan lingkungan dan kultur di US. Seperti yang lain, GO diadakan secara online pada 26 Juli - 13 Agustus 2021. Tahun 2021 yang menjadi host university adalah Wayne State University di Michigan. Seperti yang lain pula, kita boleh tidak mengikuti GO ini. Namun karena online, saya tidak keberatan untuk ikut toh tujuannya bagus untuk mengenalkan kita pada lingkungan baru. Namun apabila jadwal GO bentrok dengan jadwal PAT, maka disarankan untuk ikut yang PAT karena sudah lebih dulu menyetujui ikut PAT. Wow banyak lihat laptop ini 1.5 bulan esok >.<.


Email undangan GO



Pre Academic Training (PAT) dan Gateway Orientation (GO) akan dibahas di postingan berikutnya karena banyak sekali informasi yang didapat. 


Visa

Selama seminggu telah ada 3 aktivitas berurutan, kini bertambah lagi 1 yaitu apply visa! Gilak ya padahal kemarin-kemarin saya santuy santuy nonton film dan baca novel, eh sekarang sudah banyak antrian things-to-do yang masuk :D. 

Untuk visa, AMINEF mengirimkan tata cara memasukkan data ke http://ceac.state.gov/GenNIV/ dan tidak lupa juga mengingatkan untuk foto visa yang baik dan benar. Bagi yang berhijab, diharapkan untuk memundurkan hijabnya hingga terlihat garis rambut. Saya foto di Kencana studio dekat Tugu Jogja dengan biaya 50k dan apabila mau cetak foto lebih biayanya 6.5k untuk 2 foto. Foto Visa berukuran 5x5 cm dan background putih, baju sopan, dan tidak boleh diedit. Jadi wajah saya yang buluk ya udah biarkan saja, huehehe. Jangan lupa untuk menyetak fotonya ukuran 5x5 sebanyak 2 lembar karena akan diminta oleh AMINEF. Saya dijadwalkan wawancara visa tanggal 22 Juni di Jakarta. 

Sebenarnya mudah untuk memasukkan data ke website visa US. Siapkan saja ToA Fulbright, Ijazah kuliah S1-S2 (tambahan ijazah SD, SMP, SMA untuk cowok), passport, KTP, kartu keluarga, dan foto 5x5. Setelah itu tinggal masukkan saja datanya ke kolom-kolom. Mungkin yang paling ribet adalah mengingat kapan kita masuk kuliah, lalu tanggal lahir orang tua, kontak person kita selama disana, tanggal masuk kuliah dulu, dan nomor NIK. Kalau sudah hafal semua ya tinggal save save saja. Tidak ada dokumen yang perlu diupload, hanya upload foto saja. Jangan lupa untuk save dalam bentuk .pdf application form yang telah jadi. Jangan seperti saya yang lupa save dan terlanjur disubmit sehingga saya harus mengulang dari awal :’(. Setelah di save dalam pdf, submit aplikasi dan kirimkan bukti pdf application form, confirmation page, dan scan passport ke PIC AMINEF lewat email. 

Beberapa hari kemudian PIC akan mengonfirmasi jadwal wawancara visa dan kita diminta langsung untuk datang ke kedutaan di Jakarta. Tenang, semua tiket dan penginapan akan ditanggung oleh AMINEF. Baik banget sumpah!!!

Saat akan berangkat untuk wawancara visa tersebut, kasus Covid sedang meninggi di negara tercinta. Setiap membuka berita baik di TV maupun di sosmed, ada saja berita mengenai rumah sakit yang penuh, nakes yang kewalahan, dan ambulans yang hilir-mudik dengan pengemudi ber-APD lengkap. Ngeri pokoknya. Sengeri itu hingga aku was-was kalau tidak bisa ke Jakarta. Namun hingga hari keberangkatan, tidak ada pemberitahuan apapun mengenai reschedule jadwal maupun isyarat lockdown dari pemerintah. Saya selalu komat-kamit setiap jam menunggu hasil tes antigen muncul. Hingga akhirnya sejam setelah tes saya dinyatakan negatif Covid dan esoknya terbang berhasil terbang ke Soetta. 

Begitu sampai di hotel yang dipesan AMINEF, saya langsung mandi dan mengurung diri di kamar hingga esok. Tidak lupa AMINEF telah menitipkan form DS-2019 bertandatangan asli yang harus kami bawa saya interview. Saya juga tempelkan foto diri 5x5 cm dibagian kanan bawah surat interview confirmation dan tidak lupa menandatangi DS-2019 yang telah dititipkan AMINEF. Esoknya saya ambil paspor baru dan lama saya lalu berkumpul di lobby hotel untuk bersama-sama dengan grantee lainnya menuju Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka samping Monas. 

Appointment kami di jam 7.30 dan 7.45 WIB. Suasana depan Kedubes ramai oleh orang-orang yang juga akan apply visa. Kami harus menunggu hingga jam 7 tepat sebelum per 15 menit diperbolehkan masuk sesuai jam appointment. Lumayan lama menunggunya karena kami tiba jam 7 kurang dan baru jam 7.30 saya dipersilakan masuk. Ruang tunggu tidak beratap karena kami wajib menunggu diluar Kedubes depan pos satpam. Untung hari cerah dan hangat sehingga sekalian dede menunggunya. Hehe. 

Begitu akan masuk gedung, kami diwajibkan cuci tangan dan tidak boleh melepas masker. Barang-barang handphone dan tas wajib dititipkan ke resepsionis. Setelah melewati metal detector, kami diizinkan masuk ke gedung interview yang penuh pintu-pintu berat dan berlapis. 

Pertama kami diarahkan ke konter 1 dimana ada petugas orang Indonesia yang mengecek data-data yang diperlukan. Paspor, confirmation page, dan DS-2019 diminta oleh petugas tersebut lalu diikat dengan karet untuk kami bawa ke loket selanjutnya. Tidak lupa petugas memberikan kami sebuah buku mengenai hak-hak kami selama di US, terutama kontak yang harus dihubungi apabila kami menghadapi kasus pelecehan ataupun trafficking.  Di loket 2 ada petugas ibu-ibu orang asing yang mengambil sidik jari kami. Petugasnya ramah dan bisa berbahasa Indonesia. Lalu setelah selesai ambil sidik jari, kami ke konter sebelahnya untuk wawancara satu-persatu. Tidak banyak yang ditanyakan oleh petugas karena kami ke US dengan sponsor pemerintah Amerika Serikat. Mungkin grantee yang akan membawa keluarga yang lebih detail pertanyaannya; meliputi apakah keluarga akan ikut? Apakah sudah ada akomodasi disana? Akan dengan biaya apa keluarga hidup disana? dsb. Kalau saya sendiri cukup simpel dan tidak makan waktu 5 menit. 


“You are a Fulbright scholar, right? Congratulations!” 

“Where do you want to study? What program?”

“You are teacher, right?”


Dan jawaban saya yes yes yes semua. Wkwkkw. Setelah wawancara singkat tersebut, petugas lalu mengatakan sesuatu tentang visa J-1 yang akan kami terima. 

“You have to go back to your country for at least 2 years before applying for visa ….” yang terusannya tidak dapat saya tangkap karena ngomongnya cepat nian dan kami terbatas kaca tebal. Setelah saya cari-cari jawabannya ternyata kami tidak boleh apply visa imigran dalam kurun waktu 2 tahun setelah visa J-1 kami expired. Oala yaya kalau itu mah gapapa toh aku juga akan balik lagi ke Indonesia karena kerjaan ada disini. Hehe. Setelah wawancara selesai, saya dipersilakan keluar gedung dan petugas memberi kartu putih tanda kalau aplikasi visa saya diterima! Kartu putih tersebut harus kami serahkan ke AMINEF karena esok yang mengambil visa dan paspor kami adalah AMINEF. Lokasi gedung AMINEF hanya sekitar 4-5 km dari Kedubes, namun saya memilih titip teman saja karena kami tidak bisa berkunjung ke kantor AMINEF dikarenakan pandemi. Kertas putih dimasukkan ke dropbox yang tersedia di lobby Intiland Towers dan saya lebih memilih untuk kembali ke hotel dan bersiap-siap pulang ke Jogja. Visa tebit 3 hari kemudian dengan pemberitahuan email dari PIC. 


Tanda visa telah disetujui.


Dan ya begitulah perjalanan saya apply visa US sebagai Fulbright scholar. Cepat, mudah, tidak ribet, dan tidak bertele-tele. Next selanjutnya adalah kemas-kemas dan pemesanan tiket. See ya in the next post!

Komentar